Penelitian ini menganalisis peran filsafat ilmu dan konsep soft power dalam konteks perang asimetris modern, terutama fokus pada pengaruh budaya China di ranah internasional melalui media anime. Filsafat ilmu digunakan untuk memahami ontologi, epistemologi, dan aksiologi sebagai landasan konsep pengetahuan dan peran ilmu dalam perang. Dalam konteks ini, peperangan asimetris berkembang sebagai respons terhadap ketidakseimbangan kekuatan, yang melibatkan strategi budaya sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik dan memperkuat pengaruh politik. Dengan investasi besar di industri anime Jepang, China memanfaatkan anime sebagai instrumen soft power untuk memperluas pengaruhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi teknologi, diplomasi budaya, dan pengaruh ekonomi memperkuat posisi China di dunia internasional, sementara anime tetap menjadi representasi dominan budaya Jepang. Kesimpulannya, budaya berperan penting dalam strategi pertahanan kontemporer, tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga alat diplomasi dan kekuatan budaya di era globalisasi.
Copyrights © 2025