Gege dan Berliner membangun teori belajar behavioristik tentang bagaimana pengalaman mengubah tingkah laku. Input, yang terdiri dari stimulus, dan output, yang terdiri dari respons, adalah komponen penting dari belajar, menurut teori behavioristik. Seorang profesor psikologi di University of Washington menciptakan teori contiguous conditioning, yang merupakan salah satu dasar belajar aliran behavioristik. Teori ini cocok untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan untuk menangani masalah yang muncul selama proses pembelajaran. Artikel ini membahas teori contiguous conditioning Edwin Ray Guthrie dan bagaimana teori tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI di sekolah. Teori contiguous conditioning mengatakan bahwa kondisi yang berdekatan terjadi karena hubungan antara stimulus dan respons yang relevan. Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan yang disebabkan oleh adanya kondisi (syarat), yang menyebabkan reaksi (respons).Beberapa elemen yang tidak terlepas dari teori ini adalah lupa, hukuman, dorongan, niat, dan pelatihan transfer. Tiga metode yang diciptakan oleh Edwin Ray Guthrie mencetuskan tiga metode yang bisa digunakan untuk mengubah tingkah laku kebiasaan, yaitu Metode Ambang (Threshold Ambang), Metode Kelelahan (Fatigue Method), dan Metode Reaksi Berlawanan (Incompatible Response Method). Ketiga metode tersebut bisa menjadi modal awal bagi seorang guru PAI dalam menerapkannya pada pembelajaran PAI di kelas. Dalam pembelajaran PAI di sekolah teori contiguous conditioning cocok diaplikasikan untuk menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik baik dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Salah satu cara agar teori ini bisa berjalan secara maksimal yakni seorang guru bisa menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang menarik.
Copyrights © 2025