Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang menyerang epidermis dan keratin, dengan spesies yang menjadi penyebab salah satunya adalah Trichophyton rubrum. Penggunaan obat-obatan kimia dalam waktu lama dapat berpotensi memberikan efek samping berupa efek toksik dan resistensi. Buah mengkudu memiliki kandungan senyawa Flavonoid, Alkaloid, Tanin, Saponin dan Fenol yang telah diketahui dapat menghambat pertumbuhan jamur. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap pertumbuhan jamur T. rubrum secara in vitro. Penelitian ini dilakukan dengan kelompok kontrol post-test eksperimental laboratorium. Pada uji ini, ekstrak buah mengkudu didapatkan dengan metode maserasi etanol 96%. Pengujian aktivitas anti fungi dilakukan dengan metode difusi sumuran dengan variabel bebas yaitu ekstrak buah mengkudu konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12,5% serta ketokonazol (kontrol positif) dan aquadest (kontrol negatif). Hasil penelitian menunjukkan adanya zona hambat yang dihasilkan setelah diberikan perlakuan ekstrak buah mengkudu. Pengamatan dilakukan pada waktu 24 jam dan 48 jam. Konsentrasi ekstrak dengan daya hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi 8%, dengan rata-rata diameter zona hambat 8,095 mm pada pengamatan 48 jam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak buah mengkudu konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10%, dan 12,5% efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur T. rubrum.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024