Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terhadap Gambaran Spermatogenesis Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak Cantika, Yara; Fauziah, Cut; Setyaningsih, Yuni
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2019): Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Kerja Sama KNPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jpm.v13i2.780

Abstract

Spermatogenesis can be affected by oxidative stress produced by the increasing of pro-inflammatory adipokines because of high fat diet.The spermatogenesis cells damaged can be prevented with natural substance such as red pitaya (Hylocereus polyrhizus). This study aims to analyze effect of Hylocereus polyrhizus extract on rat?s spermatogenesis cells number that induced by high fat diet. This study had used true-experiment design. 30 rats were divided into 5 groups. Groups 1 to 4 had done treatment for 52 days and group 5 treatment for 104 days. Group 1 Negative control (K1) administered with standard diet, group 2 Positive control (K2) had administered quail egg 10ml/KgBW, group 3 Experiment 1 (P1) had administered quail egg polyrhyzus  10ml/Kg BW and with simvastatin 0,72mg/day, group 4 Experiment 2 (P2) had administered quail egg 10ml/KgBW and wth Hylocereus polyrhizus extract 60mg/day in 52 days, and group 5 Experiment 3 (P3) had administered quail egg 10ml/KgBW and with Hylocereus polyrhizus extract 60mg/day in 104 days. Data were analyzed by One Way ANOVA and continued with Post Hoc Tukey?s HSD (P-Value=0,05) for 52 day groups. Group P1 and P2 showed repairing effect and increasing spermatocytes and spermatids (p.000<0,05) compared to group K2. Group P2 had more spermatids and spermatocytes than group P1 (p.000<0,05). Group P2 52 days? spermatid cells equalled to group P3 104 days (p.469>0,05). Hylocereus polyrhizus extract not only had mechanism like simvastatin but also contained antioxidant, and a long-term treatment had not proven bad effect to spermatogenesis cells.  Conclusion. Hylocereus polyrhizus extract 60mg/day can repair and increase spermatogenesis cells induced with high fat diet. 
ANTIFUNGAL EFFECTIVENESS OF CACAO BEAN SHELLS EXTRACT (Theobroma cocoa L.) ON TRICHOPHYTON RUBRUM GROWTH IN VITRO Hutasoit, Chintya Mei Desia; Setyaningsih, Yuni; Pramono, Andri
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10176

Abstract

ABSTRACTTrichophyton rubrum is the most common dermatophytosis etiology. The antifungal agent has several problems such as fungal resistance and therapy side effects. Cacao (Theobroma cocoa L.) bean shells extract contained flavonoids, alkaloids, and saponins which have an antifungal effect. This study aimed to test the in vitro cacao bean shells extract antifungal (especially: Trichophyton rubrum) effectiveness by agar well diffusion method. This was an experimental study with a post-test only control group design. This study used cacao bean shells extract concentration 25%, 50%, 75%, and 100%, ketokonazol as positive control, and aquadest as negative control. The average inhibition diameter of 25%, 50%, 75% and 100% cacao bean shells extract concentration were 10.65 mm, 18 mm, 26.92 mm, and 37.22 mm, respectively, while the ketoconazole inhibition diameter was 51.52 mm. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis test and post hoc with Mann-Whitney. The results showed significant differences between each treatment group (p 0.05). Cacao bean shells extract had an antifungal effect in inhibiting the growth of Tricophyton rubrum invitro.Keywords: Trichophyton rubrum, Cacao Bean Shells, Antifungal, Agar Well Diffusion Method,  ABSTRAKTrichophyton rubrum adalah penyebab paling umum dermatofitosis. Obat dermatofitosis (antijamur) memiliki beberapa masalah seperti resistensi dan efek samping terapi. Ekstrak cangkang biji kakao (Theobroma cocoa L.) mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin yang memiliki efek antijamur. Tujuan penelitian ini untuk menguji efektivitas antijamur (khususnya Trichophyton rubrum) ekstrak cangkang biji kakao secara in vitro dengan metode difusi agar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post-test only control group design. Penelitian ini menggunakan konsentrasi ekstrak cankang biji kakao 25%, 50%, 75%, dan 100%, ketokonazol sebagai kontrol positif, dan aquadest sebagai kontrol negatif. Rata-rata diameter hambat konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%  secara berturut-turut yaitu: 10,65 mm, 18 mm, 26,92 mm, dan 37,22 mm, sedangkan daya hambat ketoconazole adalah 51,52 mm. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan post hoc dengan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara masing-masing kelompok perlakuan (p 0,05). Ekstrak cangkang biji kakao memiliki efek antijamur dalam menghambat pertumbuhan Tricophyton rubrum invitro.Kata kunci: Trichophyton rubrum, Anti-jamur, Cangkang Biji Kaka, Metode Difusi Sumuran Agar
PKM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN MEMBUAT MINUMAN JASULE (JAHE SUSU LEMON) PADA MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS DIMASA PANDEMI COVID-19 DI DESA PANGKALAN JATI CINERE DEPOK Susantiningsih, Tiwuk; Setyaningsih, Yuni; Irmarahayu, Agneta; Zulfa, Fajriati
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v5i2.234

Abstract

Dimasa pandemi Covid-19 ini, imunitas yang baik sangat diperlukan untuk menghindari tertularnya infeksi virus corona. Salah satu upaya mencegah infeksi virus corona adalah dengan meningkatkan status imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang baik bisa didapatkan dari mengkonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup dan menghindari stress/tekanan batin. Satu kearifan lokal masyarakat di Indonesia dalam meningkatkan imunitas adalah kebiasaan mengkonsumsi minuman herbal yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh karena terdapat beberapa kandungan yang sangat bermanfaat. Salah satu minuman herbal yang berasal dari bahan jahe dan lemon adalah Jasule yaitu minuman jahe susu dengan ditambahkan lemon. Dalam pelatihan ini peserta penyuluhan diberikan materi tentang pentingnya kandungan minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon. Pentingnya menanam jahe dan lemon sebagai salah satu tanaman obat di pekarangan. Serta diberikan pelatihan pembuatan minuman Jahe Susu Lemon sampai semua peserta benar benar bisa membuatnya sendiri. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon untuk meningkatkan imunitas tubuh dimasa Pandemi Covid-19 dilaksanakan di Desa Pangkalan Jati Cinere Depok. Kegiatan ini dapat diterima dengan baik oleh peserta penyuluhan terlihat dengan antusiasme dan pertanyaan yang diajukan. Peserta mendapatkan tambahan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon dapat dilihat dengan terdapatnya peningkatan nilai post test setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan pembuatan minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon untuk meningkatkan imunitas tubuh dimasa Pandemi Covid-19 di Desa Pangkalan Jati Cinere Depok sebesar 42,4% yaitu dari 47,9% menjadi 90,3%.
PKM Berantas Dimensia Dengan Sosialisasi Senam Otak Untuk Masyarakat Lansia Di Kampung Nelayan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara Feda Anisah Makkiyah; Yuni Setyaningsih; Melly Kristanti
IKRA-ITH ABDIMAS Vol 5 No 1 (2022): IKRAITH-ABDIMAS No 1 Vol 5 Maret 2022
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.071 KB)

Abstract

Latar Belakang. Angka harapan hidup lansia diprediksi di Indonesia pada tahun 2025mengalami peningkatan. Dimensia diprediksi mencapai 20 persen populasi seluruh dunia di2025. Perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah dimensia danmemahami tanda-tanda dari dimensia, sehingga dapat berobat sedini mungkin. Metode PKM.Kegiatan PKM dilakukan diKampung Nelayan RW 17 Kelurahan Penjaringan KecamatanCilincing, kampung nelayan, Jakarta Utara, yang berjarak 76 km dari FK UPN Veteran Jakarta,kegiatan yang dilakukan adalah screening dimensia dengan test mini-cog, penyuluhan tentangdimensia dan bagaimana menjaga kesehatan otak dan demonstrasi senam otak dan peragaanlangsung pada masyarakat usia di atas 45 tahun. Hasil PKM. Sebanyak 30 responden denganusia rata-rata 52.96 tahun, 27 orang wanita mengikuti kegiatan ini yang dibagi menjadi duagelombang, untuk mengikuti protokol kesehatan selama pandemi covid-19. Kebanyakanresponden dengan obesitas dan hipertensi yang merupakan masalah serius di masyarakat.Delapan orang dengan nilai minicog kurang dari 2 (positif untuk dimensia), dan sisanya negatifuntuk dimensia. Kegiatan senam otak diikuti dengan baik oleh masyarakat tersebut. Hasil skoryang didapatkan pada post-test didapatkan penurunan 10% dibandingkan pretest, yangkemungkinan sesuai dengan kejadian dimensia. Penyuluhan dan sosialisasi senam otakdirasakan sangat bermanfaat karena memberikan informasi baru dan menyadarkan masyarakattersebut akan pentingnya kesehatan otak.
Peningkatan Pengetahuan Keamanan Pangan pada UKM Sektor Makanan untuk Memperkuat Ketahanan Keluarga: Sebuah Upaya Non-Maleficence pada Komunitas Muktamiroh, Hikmah; Yuni Setyaningsih; Agneta Irmarahayu; Bintang Bayu Aryandi
Segara : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2023): Vol. 1 No. 2 (2023): SEGARA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/segara.v1i2.7189

Abstract

Ketahanan keluarga yang adekuat diperlukam dalam membangun ketahanan komunitas. Makanan yang tidak aman dikonsumsi dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Masyarakat perlu mendapatkan perlindumgan atas keamanan pangan. Keamanan pangan merupakan salah satu hak konsumen sekaligus hak asasi manusia atas kesehatan yang harus terpenuhi untuk membangun komunitas yang sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai upaya meningkatkan pengetahuan Usaha Kecil Menengah terhadap keamanan pangan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara online, diikuti oleh 38 orang pelaku UKM. Penyuluhan ini berhasil meningkatkan nilai rerata pengetahuan keamanan pangan pada pelaku UKM, yaitu dari 63.82 menjadi 87.81. Kata kunci: Keamanan Pangan, Ketahanan Keluarga, Komunitas, Non-maleficence, Usaha Kecil Menengah Abstract Adequate family resilience is necessary in building community resilience. Foods that are not safe for consumption can lower the body's resistance so that the body becomes more susceptible to disease. People need to get protection for food safety. Food safety is one of the consumers rights to health that must be fulfilled to build a healthy community. The purpose of community service is to increase knowledge of Small - Medium Enterprises (SMEs) on food security. Service activities were conducted in the form of online counselling attended by 38 SMEs. This counselling succesfully increased the mean score of food safety knowledge among SMEs from 63.82 to 87.81. Keywords: Food security, Family resilience, Community, Non-maleficence, Small - Medium Enterprises
Penguatan Pemahaman Nutrisi yang Tepat untuk Fungsi Kognitif pada Anak Sekolah Dasar di Bojongsari Kota Depok Nugrohowati, Nunuk; Faranita, Tri; Kristanti, Melly; Setyaningsih, Yuni
Bahasa Indonesia Vol 21 No 02 (2024): Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.212.3

Abstract

Good nutrition is absorbed efficiently and optimizes children's brain and cognitive development. Nutritional disorders in childhood can cause a decline in cognitive, motor, and language development abilities. The coverage of elementary schools of health services in Indonesia in 2021 is 57.5%, West Java Province is 56.9%, and Depok City is 40.37%. The purpose is to strengthen the understanding of proper nutrition for optimal cognitive function of students, to parents of SDN 04 Bojongsari students in Depok City. We invited 54 parents and 54 students to the events and determined the characteristics of respondents, parents’ knowledge of nutritional intake, and students' intelligence level. In parents, the level of knowledge was low by 41 people, and high knowledge by 13 people. The intelligence level of children in the superior category of 1 person, above the average of 6 people, an average of 29 people, below the average of 9 people, borderline 7 people, and intellectually deficient 2 people. Parents' knowledge is still lacking. Students in the superior category of 1 person, and most students in the average category indicate that there is a need for attention to students' nutritional intake to improve their level of intelligence. Regular follow-up of counseling activities needs to be carried out to monitor parents’ efforts in improving nutritional intake in children, providing food as lunch for elementary school children is a good idea for the continuation and maintenance of nutritional intake in children, cooperation between schools and health centers is needed to fulfill nutritional intake for improving students’ cognition or intelligence. Abstrak Status gizi yang baik apabila tubuh mendapatkan zat gizi lengkap dan dapat diserap secara efisien serta mengoptimalkan perkembangan otak dan kognitif anak-anak. Gangguan nutrisi pada masa anak-anak, dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, motorik, dan perkembangan bahasa. Cakupan SD/MI yang melakukan pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2021 57,5%, Provinsi Jawa Barat 56, 9 % Kota Depok 40,37%. Tujuan abdimas untuk melakukan penguatan pemahaman nutrisi yang tepat untuk fungsi kognitif optimal siswa, kepada orang tua siswa SDN 04 Bojongsari Kota Depok. Kami melibatkan 54 orang tua dan 54 siswa pada acara penyuluhan, kami menentukan tiga indikator yaitu karakteristik responden, gambaran pengetahuan terhadap asupan nutrisi serta tingkat kecerdasan siswa. Pada orang tua siswa tingkat pengetahuan rendah sebesar 41 orang (75,9%), pengetahuan tinggi 13 orang (24,1%). Pada tingkat kecerdasan anak kategori superior 1 orang, diatas rata-rata 6 orang, rata-rata 29 orang, dibawah rata-rata 9 orang, borderline 7 orang dan intellectual deficient 2 orang. Gambaran pengetahuan orang tua siswa terhadap permasalahan gizi masih kurang dalam hal asupan nutrisi dan tingkat kecerdasan anak. Siswa pada kategori superior 1 orang, dan paling banyak siswa pada kategori rata-rata. Gambaran pengetahuan orang tua siswa terhadap pemahaman dan pengetahuan masalah gizi untuk fungsi kognitif menunjukkan pengetahuan mereka masih lebih banyak pada tingkat rendah, dengan melakukan penyuluhan ini diharapkan pemahaman nutrisi yang tepat untuk fungsi kognitif anak yang dilakukan kepada orang tua diharapkan dapat lebih optimal. Tindak lanjut kegiatan penyuluhan secara berkala perlu dilakukan untuk memonitor upaya orang tua dalam perbaikan asupan gizi pada anak, penyediaan makanan sebagai makan siang anak SD merupakan ide bagus demi terlaksananya kelanjutan dan menjaga asupan gizi pada anak, perlu kerjasama antara sekolah dan puskesmas dalam upaya pemenuhan asupan gizi bagi peningkatan kognitif atau kecerdasan siswa.
POTENSI EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Malassezia furfur SECARA IN VITRO Akbar, Rafi Thoriq; Setyaningsih, Yuni; Faranita, Tri; Thadeus, Maria Selvester
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i10.P01

Abstract

Dermatomikosis dengan frekuensi tertinggi kedua di Indonesia adalah pitiriasis versikolor yang disebabkan oleh jamur Malassezia furfur. Obat berbahan kimia dapat memiliki efek resisten dan merugikan jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Daun kumis kucing mengandung zat bioaktif yang diketahui memiliki kemampuan menekan perkembangan jamur, antara lain alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan glikosida. Tujuan dari penelitian ini untuk memastikan apakah ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dapat secara efektif menghentikan pertumbuhan jamur M. furfur. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok post test dan termasuk dalam kategori penelitian eksperimen murni yang dilakukan secara in vitro di laboratorium. Metode difusi sumuran digunakan untuk uji aktivitas antijamur. Pertumbuhan M. furfur sebagai variabel terikat dalam uji aktivitas antijamur yang menggunakan metode difusi sumuran dan variabel bebas berupa konsentrasi ekstrak 1,25%, 2,5%, 5%, 10%, dan 25%. Variabel kontrol terdiri dari kontrol positif ketokonazol 2% dan kontrol negatif larutan DMSO. Uji Post-Hoc Mann-Whitney digunakan setelah uji statistik Kruskal-Wallis. Pada 24 dan 48 jam dilakukan pengamatan zona hambat. Hasilnya menunjukkan bahwa daun kumis kucing berhasil mencegah pertumbuhan M. furfur, dengan zona hambat rata-rata terbesar adalah 5,99 mm pada konsentrasi 10%, sehingga menghasilkan perbedaan signifikan pada hasil uji statistik.
Efektivias temu ireng (Curcuma aeruginosa) terhadap lama kematian cacing gilik Fardani, Nabil Radif; Zulfa, Fajriati; Irmarahayu, Agneta; Setyaningsih, Yuni; Ubaidillah, Ubaidillah
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hspj.v8i1.976

Abstract

Infeksi cacing merupakan penyakit yang paling sering terjadi di dunia, salah satunya adalah askariasis. Pengobatan askariasis dengan menggunakan obat antelmintik dapat menimbulkan berbagai efek negatif. Penggunaan tanaman berkhasiat merupakan salah satu alternatif untuk meminimalkan adanya efek negatif karena pemberian obat sintetis, salah satunya adalah rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui LT100 dari berbagai konsentrasi ekstrak etanol temu ireng terhadap A. galli secara in vitro. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan desain post-test control group design only. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol temu ireng yang diuji dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 75% yang diuji efektivitasnya terhadap kematian cacing A. galli, dan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif pirantel pamoat 1% dan kontrol negatif NaCl 0,9% dengan 4 kali pengulangan. Hasil menunjukkan dengan uji repeated ANOVA dan didapatkan P<0,05 yang dilanjutkan dengan uji post-hoc didapatkan hasil tidak signifikan pada sebagian kelompok. LT100 didapat pada tiap konsentrasi yaitu pada konsentrasi 10% selama 9,96348 jam, konsentrasi 20% selama 7,49469 jam, konsentrasi 30% selama 6,87317 jam, konsentrasi 40% selama 7,18526 jam, konsentrasi 50% selama 6,54932 jam, konsentrasi 75% selama 4,53529 jam, dan kontrol positif pirantel pamoat 1% selama 4,10065 jam. Kesimpulannya bahwa Nilai LT100 paling cepat dari ekstrak temu ireng (C. aeruginosa) adalah pada konsentrasi 75% dengan waktu 4 jam, 32 menit, dan 32 detik, dibandingkan dengan kontrol positif pirantel pamoat 1% yaitu 4 jam, 6 menit, dan 6 detik. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa tanin, saponin, monoterpene, dan seskuiterpene dalam ekstrak temu ireng. Kata kunci: Antelmintik; Ascaridia galli; Curcuma aeruginosa; lethal time
Efektivitas ekstrak daun kunyit (Curcuma longa Linn.) sebagai antifungi terhadap Trichophyton rubrum Sungkar, Mustofa Lukman; Setyaningsih, Yuni; Razi, Fachri; Zulfa, Fajriati
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hspj.v8i1.994

Abstract

Trichophyton rubrum, salah satu jamur dermatofita yang umum ditemukan di Indonesia, menghadirkan tantangan besar yang memerlukan solusi efektif. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian yang berfokus pada sifat antijamur dari ekstrak daun kunyit (Curcuma longa Linn.) menawarkan potensi yang menjanjikan untuk mengobati infeksi kulit dermatofit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas ekstrak etanol daun kunyit sebagai antijamur terhadap pertumbuhan Trichophyton rubrum secara in-vitro. Menggunakan pendekatan eksperimental dengan desain post-test-only control group, berbagai konsentrasi ekstrak daun kunyit (10%, 20%, 30%, dan 40%) diperiksa bersama kontrol negatif dan positif (aquades dan ketokonazol 2%). Diameter zona hambat pertumbuhan pada media Sabouraud Dextrose Agar diukur dengan menggunakan metode sumur. Analisis menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan signifikansi statistik (P <0,05), diikuti dengan uji Post Hoc Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan potensi penghambatan ekstrak daun kunyit terhadap pertumbuhan jamur, dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30% menunjukkan kekuatan penghambatan ringan, dan 40% menunjukkan kekuatan penghambatan sedang. Variasi hasil dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak dan waktu inkubasi. Khususnya, konsentrasi yang paling efektif adalah 40%, menunjukkan diameter zona hambat berukuran sedang sebesar 8,3625 mm pada 24 jam dan 7,84 mm pada 48 jam, melampaui konsentrasi lainnya. Khasiat ini dapat dikaitkan dengan adanya senyawa seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenol, dan triterpenoid dalam ekstrak daun kunyit, yang secara kolektif berkontribusi terhadap sifat antijamurnya. Kata kunci: Ekstrak daun kunyit; metode sumuran; Tricophyton rubrum; zona hambat
Are students’ ethical beliefs in an academic setting related to ethical decision-making in the workplace? Ratu, Aurelius; Setyaningsih, Yuni; Rai, Ni Gusti Made; Rahmawati, Deti; Savitri, Eka Dian; Rahadiantino, Lienggar; Prasetyo, Banu
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 13, No 4: August 2024
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijere.v13i4.28074

Abstract

When academic integrity is maintained not only in the framework of education but also in professionals’ lives, educational institutions have a moral commitment to generate graduates of high quality for the greater community. Graduates are expected to be both competent and ethical in their professional lives. This study builds on previous academic integrity research to delve into students’ ethical decision-making in real-world situations. During regular class time, undergraduate students from public and private universities in Surabaya, Indonesia, were surveyed (N=496). Using a two-sample t-test approach, the current study found students’ perceptions of their ethical perspective and situations in the workplace differed from their perceptions of themselves in current academic environment. This finding is worrisome because students who perceive themselves as lacking moral consistency believe that they have strong ethical convictions. Even though there was evidence to back up Lawson’s claim that the usefulness of an action is more essential than its ethicality, a workplace ethical decision reveals an anomaly in the operation of ethical decision-making. This study highlights the significance of cultivating risk-related decision-making throughout the educational process and should be encouraged as positive stimulant that prepares students for the ethical difficulties of the professional world.