Literasi Al-Qur’an merupakan aspek penting dalam pendidikan agama Islam. Namun, para difabel, dalam hal ini yaitu penyandang tunarungu masih menemui kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Sehingga, pendidikan inklusif bagi siswa penyandang tunarungu menemui tantangan dalam menyelaraskan hak akses pembelajaran dengan kebutuhan khusus, terutama dalam literasi Al-Qur’an sebagai bagian dari pendidikan agama Islam. Latar belakang masalah ini terletak pada kurangnya pendekatan yang adaptif terhadap tunarungu. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan rumusan masalah, yakni bagaimana konsep literasi Al-Qur’an dapat diterapkan secara inklusif untuk siswa tunarungu, dengan pertimbangan karakteristik dan kebutuhan mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur yang mengumpulkan dan menganalisis berbagai referensi terkait literasi Al-Qur’an, pendidikan inklusif, serta bahasa isyarat untuk siswa tunarungu. Data diperoleh dari berbagai sumber akademik, artikel jurnal, serta buku-buku yang relevan dengan topik pembahasan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan bahasa isyarat dalam pembelajaran Al-Qur’an dapat membantu siswa tunarungu memahami dan mengakses materi Al-Qur’an lebih baik. Selain itu, penerapan pendidikan inklusif yang memanfaatkan media seperti bahasa isyarat menjadi alternatif efektif dalam literasi Al-Qur’an bagi siswa tunarungu. Kesimpulannya, melaui pendidikan inklusif, yaitu dengan kehadiran Al-Qur’an berbahasa isyarat dapat meningkatkan literasi Al-Qur’an bagi siswa tunarungu dan berpotensi mempeluas aksesibilitas pendidikan agama bagi penyandang disabilitas, khususnya bagi penyandang tunarungu. Akan tetapi, perlu adanya penyesuaian lebih lanjut terkait pengajaran yang efektif terhadap pembelajaran Al-Qur’an, khususnya terkait literasi Al-Qur’an bagi siswa tunarungu.
Copyrights © 2025