Pasar minyak goreng di Indonesia memiliki struktur oligopoli, di mana sedikit produsen dapat mengendalikan harga, sehingga konsumen sering dirugikan oleh harga yang tinggi. Pemerintah menerapkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk menekan harga dan meningkatkan keterjangkauan minyak goreng, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak kebijakan HET terhadap kesejahteraan konsumen dan produsen, serta mengevaluasi efek ekonomi yang timbul akibat rigiditas harga. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi literatur dengan surplus konsumen dan produsen melalui kurva permintaan dan penawaran, serta Compensating variation (CV) dan equivalent variation (EV) . Hasil menunjukkan bahwa kebijakan HET meningkatkan surplus konsumen dengan menurunkan harga, tetapi secara signifikan mengurangi surplus produsen karena pembatasan harga di bawah tingkat keseimbangan pasar. Selain itu, rigiditas harga memperparah ketidakefisienan pasar, menyebabkan kelangkaan pasokan (shortage), deadweight loss, dan munculnya pasar gelap dengan harga lebih tinggi. Kebijakan HET bertujuan melindungi konsumen, dampaknya terhadap produsen dan distorsi pasar memerlukan pengawasan ketat dan strategi mitigasi untuk menjaga keseimbangan pasar dan keberlanjutan sektor minyak goreng di Indonesia.
Copyrights © 2025