Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEDAI KOPI DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan) Muhammad Khaliqi; Sri Fajar Ayu, Salmiah
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 7 (2014): Vol 3 No. 7 Juli 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan konsumsi kopi di Kota Medan mengakibatkan pertumbuhan kedai kopi yang terus bertambah di Kota Medan. Namun, tidak semua kedai kopi yang tumbuh dapat berkembang dengan baik. Sehingga ada beberapa kedai kopi yang tutup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi, mengkaji motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi, mengkaji pola konsumsi konsumen kedai kopi, Menganalisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi di Kota Medan dan Mengkaji kriteria kedai kopi yang ideal menurut konsumen. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis faktor dengan menggunakn software SPSS. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Karakteristik konsumen kedai kopi di Kota Medan adalah mayoritas laki-laki. Rata-rata berusia 18-25 tahun, dengan status mahasaiswa. Pendapatan sebesar Rp.1.000.000-Rp. 1.999.999. Motivasi dari konsumen untuk datang ke kedai kopi di Kota Medan karena ingin bertemu dengan teman. Dengan pola konsumsi konsumen memilih datang ke kedai kopi pada sore hari dan malam hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap kedai kopi adalah pendapatan, informasi, kenyamanan, fasilitas dan teman. Kriteria kedai kopi ideal adalah memiliki fasilitas wifi, dengan lokasi kedai kopi yang dekat dengan rumah dan memiliki rasa yang khas dengan promosi diskon yang dipilih oleh konsumen. Kata Kunci :PerilakuKonsumen, Kedai Kopi, Preferensi
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA AGRIBISNIS MELALUI PENGOLAHAN BUAH SALAK LANJUTAN DI DESA LIANG PEMATANG KEC. SINEMBAH TANJUNG MUDA HULU KAB. DELI SERDANG Sri Fajar Ayu; Ritha F.Dalimunthe; Liana Dwi Sri Hastuti; Muhammad Khaliqi
Prosiding COSECANT : Community Service and Engagement Seminar Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Universitas telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.376 KB) | DOI: 10.25124/cosecant.v1i2.17539

Abstract

Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang sudah lama terbentuk pada tahun 1946. Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi pengembangan pertanian yang sangat besar seperti sub sektor tanaman pangan dan sub sektor tanaman hortikultura, serta daerah wisata lainnya.Kecamatan yang memiliki potensi pengembangan pengolahan salak lanjutan adalah Sinembah Tanjung Muda Hulu. Desa ini memiliki potensi usaha pertanian dan wisata alam. Masyarakat desa kurang lebih 30% warga yang tinggal di desa ini memiliki lahan untuk di tanami bibit salak yang mereka ambil dari Yogyakarta. Metode pelaksanaan kegiatan menjelaskan tahapan atau langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang memuat: Permasalahan dalam aspek produksi. Metode pelaksanaan kegiatan menjelaskan tahapan atau langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang memuat: Permasalahan dalam aspek produksi dan Permasalahan dalam aspek manajemen dengan diskusi dan ceramah. Tujuan program desa binaan ini adalah mengenalkan dan menerapkan strategi yang tepat dalam mengembangkan usaha dan pengolahan buah salak lanjutan sehingga dapat meningkatkan produksi salak lanjutan yang sudah diolah serta meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani
Increasing the Economic Value of Cow Manure Into Vermicompost Khaliqi, Muhammad; Gurning, Herfita Rizki Hasanah; Simatupang, Dewi Ratna Sari; Yola Anggi; S. Pelawi, Rizky Aulia Nazlita; Dedy Darmansyah
Journal of Saintech Transfer Vol. 4 No. 2 (2021): Journal of Saintech Transfer
Publisher : Talenta Publisher Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jst.v4i2.7744

Abstract

The average farmer in Kota Datar Village has a livelihood as a breeder, especially cattle farming. Maintenance is carried out by keeping in the cage all the time, so that animal waste is only left to accumulate around the cage. Moreover, during the rainy season, livestock manure cannot be processed into compost, the resulting pollution has the potential to widen into the realm of social problems. The limited use of livestock manure as compost and its low selling value makes farmers feel unwilling to use it. With the cultivation of earthworms, this manure can produce vermicompost. In addition to the content of nutrients and growth hormones contained in vermicompost, the selling value of the fertilizer is also higher when compared to other compost fertilizers. The method of implementing this service was by conducting socialization and training as well as the practice of making vermicompost. 
Trade Effect of Sanitary and Phytosanitary (SPS) and Technical Barriers to Trade (TBT) on Indonesia's Shrimp Export Khaliqi, Muhammad; Rifin, Amzul; Adhi, Andriyono Kilat
Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 1 No. 2 (2018): InJAR, Vol. 1, No. 2, July 2018
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/injar.v1i2.313

Abstract

The development of the implementation of non-tariff measure policy, in the world market which has a trend, increased every year. There are seven (7) NTM policies mostly implemented in the international market. The most policy application is the implementation of Technical Barriers to Trade and Sanitary and Phytosanitary. Agricultural commodities both vegetables and live animal products are commodities mostly become subject to NTM policy in the form of SPS (Sanitary and Phytosanitary) and TBT (Technical Barriers on Trade) in the international market. Indonesia as an agricultural country that has advantages in agriculture and fisheries cannot avoid the implementation of SPS and TBT policies. This research was aimed to analyze the effect of SPS and TBT on Indonesia’s shrimp export using the gravity model. The results showed that the GDP of exporters and the exchange rate have negative influences on Indonesia’s shrimp exports. Meanwhile, the GDP of the importers and trade cost have positive influences on the export of shrimp Indonesia. while the SPS policy and TBT don’t affect Indonesia's exports of shrimp in the international market. This indicates that Indonesian shrimp exporters are able to quickly adjust the SPS and TBT policies applied by importing countries.
Tinjauan Kritis Kebijakan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng di Indonesia: Perspektif Surplus Konsumen dan Produsen Fitri, Annisa; Khaliqi, Muhammad; Agustia, Devi
AgriDev Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/Agridev.v3i2.11198.2025

Abstract

Pasar minyak goreng di Indonesia memiliki struktur oligopoli, di mana sedikit produsen dapat mengendalikan harga, sehingga konsumen sering dirugikan oleh harga yang tinggi. Pemerintah menerapkan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk menekan harga dan meningkatkan keterjangkauan minyak goreng, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak kebijakan HET terhadap kesejahteraan konsumen dan produsen, serta mengevaluasi efek ekonomi yang timbul akibat rigiditas harga. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi literatur dengan surplus konsumen dan produsen melalui kurva permintaan dan penawaran, serta Compensating variation (CV) dan equivalent variation (EV) . Hasil menunjukkan bahwa kebijakan HET meningkatkan surplus konsumen dengan menurunkan harga, tetapi secara signifikan mengurangi surplus produsen karena pembatasan harga di bawah tingkat keseimbangan pasar. Selain itu, rigiditas harga memperparah ketidakefisienan pasar, menyebabkan kelangkaan pasokan (shortage), deadweight loss, dan munculnya pasar gelap dengan harga lebih tinggi. Kebijakan HET bertujuan melindungi konsumen, dampaknya terhadap produsen dan distorsi pasar memerlukan pengawasan ketat dan strategi mitigasi untuk menjaga keseimbangan pasar dan keberlanjutan sektor minyak goreng di Indonesia.
How Beef, Chicken, and Egg Demand Elasticities Vary with Income in Indonesia. Wibowo, Rulianda Purnomo; Pebriyani, Dian; Indrawati, Titien; Khaliqi, Muhammad
Jurnal AGRISEP JURNAL AGRISEP VOL 24 NO 01 2025 (MARCH)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jagrisep.24.01.361-384

Abstract

Regional economic factors, income levels, and the availability of substitutes influence the demand for beef, chicken, and eggs in Indonesia. Beef is considered a luxury commodity in higher-income areas and exhibits greater price sensitivity in lower-GDP regions. Chicken, a staple protein source, generally demonstrates inelastic demand but increases price sensitivity in the lower GDP areas. Eggs, being more affordable, exhibit higher price elasticity, particularly in lower-GDP regions, and often complement beef consumption. This study examines the own-price, cross-price, and income elasticities for beef, chicken, and eggs in Indonesia, comparing these effects across provinces with varying income per capita levels. The research utilized secondary data from the Central Statistics Agency, encompassing per capita commodity consumption, consumption values, and prices from 2013 to 2023 across 33 provinces. The Almost Ideal Demand System (AIDS) model analyzed the interrelated consumption of beef, broiler chicken, and eggs. Certain provinces were excluded due to data limitations, particularly in newly formed regions with insufficient historical records. The findings of this research indicate that price sensitivity, regional economic factors, and consumer preferences influence the demand for beef, chicken, and eggs. Income disparities affect substitution patterns, wherein rising chicken prices lead to increased beef consumption, while eggs complement beef and premium varieties are perceived as luxury goods. Consequently, there is a necessity for policies addressing regional economic disparities, food security, and affordability, especially as premium products such as organic eggs become more prevalent and the cost of animal proteins increases.