Pemanfaatan limbah biomassa sebagai sumber energi alternatif merupakan solusi potensial dalam mendukung keberlanjutan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik briket berbahan dasar kulit kakao yang dipadukan dengan selulosa asetat dalam tiga variasi komposisi (%), yaitu A (95:5), B (93:7), dan C (90:10). Briket diproses menggunakan tekanan sebesar 60 kg/cm² dan dikeringkan pada suhu 100°C selama 4 jam. Pengujian dilakukan untuk menentukan kadar karbon, kadar zat terbang, kadar abu, nilai kalor, serta laju dan durasi pembakaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar karbon tertinggi diperoleh pada variasi A (79,29%), yang mendekati standar SNI 1683-2021 dengan batas minimal 79%. Kadar zat terbang pada semua variasi memenuhi standar, dengan nilai terendah pada variasi A (7,05%), lebih rendah dari batas maksimal SNI, yaitu 10-17%. Namun, kadar abu masih jauh melebihi standar, dengan variasi C memiliki kadar abu tertinggi (20,83%), sedangkan batas maksimal SNI adalah 4%. Dari segi nilai kalor, seluruh variasi belum memenuhi standar SNI yang mensyaratkan minimal 6500 kal/g, dengan nilai tertinggi hanya mencapai 4671,63 kal/g. Laju pembakaran tertinggi terjadi pada variasi C (0,26 g/menit) dengan waktu pembakaran 69 menit, sementara variasi A memiliki laju pembakaran terendah (0,22 g/menit) tetapi dengan durasi terpanjang (81 menit), menunjukkan efisiensi pembakaran yang lebih baik. Secara keseluruhan, briket kulit kakao dengan selulosa asetat memiliki potensi sebagai bahan bakar alternatif, tetapi masih memerlukan optimasi lebih lanjut untuk meningkatkan nilai kalor dan menurunkan kadar abu agar sesuai dengan standar nasional.
Copyrights © 2025