Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an memiliki kekayaan linguistik yang luar biasa, salah satunya adalah penggunaan uslūb al-iltifāt dalam struktur retoriknya. Al-iltifāt merupakan gaya bahasa yang melibatkan peralihan persona, waktu, atau bentuk kata dalam satu konteks yang sama untuk menciptakan efek artistik dan makna yang lebih mendalam. Fenomena ini banyak dibahas dalam Ilmu Ma’ani dan Ilmu Badi’, dua cabang utama dalam ilmu balaghah Arab. Namun, masih terdapat perdebatan akademis mengenai pengelompokan al-iltifāt dalam kedua disiplin ilmu ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan klasifikasi al-iltifāt dalam Ilmu Ma’ani dan Ilmu Badi’ melalui pendekatan komparatif. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, penelitian ini menelusuri berbagai sumber klasik dan modern guna mengungkap landasan linguistik dan retoris yang mendasari perbedaan klasifikasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Ilmu Ma’ani, al-iltifāt dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan dari kaidah gramatikal konvensional yang meningkatkan koherensi teks dan efektivitas komunikasi. Sementara itu, dalam Ilmu Badi’, al-iltifāt diklasifikasikan sebagai unsur keindahan yang memperkaya estetika retoris dalam teks. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa al-iltifāt tidak hanya berfungsi sebagai alat linguistik, tetapi juga sebagai elemen retoris yang memperkuat efektivitas wacana dalam bahasa Arab, khususnya dalam tafsir Al-Qur’an. Temuan penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemahaman yang lebih dalam tentang retorika bahasa Arab dan dapat menjadi referensi penting bagi kajian linguistik dan retoris.
Copyrights © 2024