Seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang, permintaan produk hortikultura juga mengalami peningkatan. Saat ini, konsumen tidak hanya menilai produk hortikultura berdasarkan rasa, tetapi juga dari penampilan fisik seperti keseragaman ukuran, warna, bentuk, serta kualitas permukaan produk. Konsumen menginginkan produk hortikultura yang bermutu tinggi dan aman untuk dikonsumsi Kendala yang tejadi, praktik penanganan pascapanen, khususnya dalam aspek pengemasan belum optimal di tingkat petani, sehingga diperlukan pemberdayaan yang lebih intensif terkait hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis proses pembelajaran pengemasan produk hortikultura di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sriwijaya, Kota Bogor dengan menggunakan model pembelajaran Gagne. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan dan pendampingan yang diterapkan melalui pembelajaran di KWT Sriwijaya telah sesuai dengan model Nine Instructional Events Gagné. Hasil belajar menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dalam pengemasan produk hortikultura. Pembelajaran yang diberikan penyuluh terbukti berhasil dan memiliki dampak positif dalam meningkatkan daya saing produk di pasar. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap proses pembelajaran dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa semua tahapan dari model Gagné dapat terus diterapkan dengan baik dan berkelanjutan.
Copyrights © 2025