Sebagai upaya menekan angka tuberkulosis paru di Indonesia, pemerintah meluncurkan program TOSS TB pada Juli 2017, melengkapi program DOTS sebelumnya. Berbeda dengan DOTS yang bersifat pasif menunggu pasien datang ke puskesmas, TOSS TB diharapkan dapat meningkatkan deteksi kasus. Program ini pertama kali dicanangkan pada bulan juli 2017 yang melengkapi program sebelumnya yaitu DOTS yang pada dasarnya menggunakan metode menunggu pasien memeriksakan diri di puskesmas sehingga penyakit TB paru hanya sebagian kecil terdeteksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara peran Pengawas Minum Obat (PMO) dan petugas kesehatan dengan keberhasilan implementasi TOSS TB pada pasien TB Paru di Puskesmas Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Kebaruan penelitian ini terletak pada kajian hubungan antara peran Pengawas Minum Obat (PMO) dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program TOSS TB di Puskesmas Dumbo Raya, Kota Gorontalo, yang memberikan wawasan baru mengenai faktor-faktor lokal yang memengaruhi keberhasilan program penanggulangan TB. Penelitian dengan desain cross-sectional ini melibatkan 39 pasien TB Paru yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji korelasi berganda dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara peran PMO dan petugas kesehatan dengan pelaksanaan program TOSS TB. Kesimpulannya bahwa peran pengawas minum obat dan peran petugas kesehatan terdapat hubungan positif dan signifikan program TOSS TB.
Copyrights © 2025