Pondok pesantren sangat kental dengan budaya patriarki dan hegemoni kiai berdasarkan norma ta’dziman mutlak. Barokah menjadi subyek dari kiai. Di sisi lain, pendidikan seksual bagi para santri hanya diberikan orangtua mereka sendiri. Tim pengabdian dari UM melakukan pengabdian dalam bentuk sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual kepada para santriwati. Pengabdian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang meliputi tahap persiapan dan menggali informasi awal serta analisis kebutuhan, kemudian pelaksanaan pengabdian dalam bentuk seminar dan simulasi gender, relasi laki-laki perempuan. Tahap akhir dari pengabdian dengan monitoring dan evaluasi terhadap target pendirian unit atau satuan tugas yang fokus pada permasalahan pelecahan seksual. Pengabdian ini menghasilkan keterbukaan tentang kekerasan seksual, termasuk kekerasan sesama teman dari sesama jenis, meskipun belum ada tindakan nyata dari para stakeholder dan pimpinan pondok pesantren untuk segera mendirikan semacam unit atau satgas (;).
Copyrights © 2024