Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki potensi sumber daya alam melimpah, namun menghadapi kelangkaan solar bagi nelayan. Berdasarkan survei, nelayan memerlukan solusi energi alternatif yang terjangkau, sementara limbah minyak jelantah memiliki potensi sebagai bahan baku biodiesel. Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel menawarkan solusi berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan memberdayakan masyarakat melalui pelatihan produksi biodiesel. Kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara bertujuan mengatasi kelangkaan solar yang menjadi tantangan bagi Kelompok Perikanan Nenang Berlayar, melalui pelatihan pembuatan biodiesel B50% dari minyak jelantah. Metode kegiatan mencakup pelatihan langsung di workshop perbaikan kapal dengan partisipasi 10 anggota kelompok. Pelatihan meliputi penyaringan minyak jelantah, pencampuran katalis, dan pemisahan biodiesel dari gliserol. Selain itu, sosialisasi pemasaran diajarkan melalui pemanfaatan blog dan marketplace Facebook untuk promosi, serta peresmian Bank Minyak Jelantah yang memungkinkan masyarakat menukar minyak jelantah dengan harga Rp3.000 per liter. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memproduksi biodiesel secara mandiri, memahami strategi pemasaran, dan mengelola limbah secara berkelanjutan. Program ini juga membuka peluang ekonomi baru, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Kesimpulannya, program ini berhasil meningkatkan kemandirian energi masyarakat dan membuka jalan menuju pengelolaan energi yang lebih berkelanjutan. Keberhasilan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mewujudkan kemandirian energi lokal, memperkuat ekonomi kelompok, dan mendorong implementasi energi terbarukan yang ramah lingkungan di masa depan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025