Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan infeksi dengue yang menular melalui gigitan nyamuk terutama spesies aedes aegypti. Kejadian DBD masih sering terjadi akhir-akhir ini dan masih menjadi masalah kesehatan dunia. Angka kejadian DBD beberapa tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang pesat di seluruh dunia. Demam berdarah dengue juga disebabkan adanya tempat untuk perkembangbiakan nyamuk, aktifitas harian nyamuk dikatakan membutuhkan suhu tinggi serta didukung dengan faktor kelembapan udara, selain daripada itu kasus DBD diduga disebabkan karena terlalu banyak tempat perkembangbiakan nyamuk yaitu tempat penampung air contohnya seperti ember, gentong, bak mandi, dan tempat lain nya seperti vas bunga, tempat sampah, ban bekas, dan tempat genangan air yang terjadi secara alami dari lubang pada pohon, pelepah pisang lubang pada batu dan tentunya karna terjadinya sanitasi yang kurang baik. Anak anak merupakan kelompok yang rentan untuk terkena DBD dibandingkan orang dewasa. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi virus dengue pada anak-anak adalah karna kurangnya higienitas dan imunitas yang masih rendah. Selain itu, kondisi lingkungan yang buruk dan pemukiman yang padat akan meningkatkan risiko penularan penyakit DBD pada anak. Kegiatan penyuluhan pada siswa SD Negri 34 Satanga ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah (pemaparan materi), diskusi, dan tanya jawab. Kegiatan ini dilakukan oleh tim pelaksana dengan menggunakan poster dan kuesioner. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Oktober 2023 yang berlokasi di Pulau Satanga Desa Mattiro Bajji Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian edukasi tentang DBD yang meliputi pengertian, penularan DBD, pencegahan dan pengendalian DBD berpengaruh signifikan terhadap siswa-siswi di SDN 34 Satangnga. Setelah kegiatan penyuluhan di SD 34 satangnga dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan survei pemantauan jentik di dusun satangnga. Kegiatan survei dilaksanakan di 24 rumah masyarakat yang dimana terdapat 5 rumah yang posotof terdapat jentik.
Copyrights © 2025