Masa remaja adalah tahap peralihan yang dicirikan dengan pencarian identitas diri dan perubahan signifikan dalam aspek fisik, psikologis, serta sosial. Fenomena yang kerap kali muncul pada masa ini adalah perilaku agresif, baik agresif fisik maupun verbal, yang sering kali ditemukan pada siswa di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis perbedaan kecenderungan perilaku agresif siswa berdasarkan jenis kelamin, faktor penyebab, peran guru Bimbingan dan Konseling (BK), serta solusi yang dilakukan sekolah dalam menanggulangi perilaku agresif. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan menghimpun artikel yang berkaitan dengan topik yang hendak diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal, seperti kondisi emosional, kontrol diri, dan harga diri, serta faktor eksternal, seperti pola asuh orang tua, lingkungan pertemanan, serta pengaruh media, mempengaruhi perilaku agresif, dengan siswa laki-laki cenderung lebih agresif daripada siswi perempuan. Upaya preventif dan kuratif melalui layanan bimbingan konseling, seperti konseling kreatif, sosiodrama, dan Solution Focused Brief Therapy (SFBT), terbukti efektif dalam menanggulangi perilaku agresif. Kerja sama antara guru BK, orang tua, dan pihak sekolah sebagai role model serta penerapan sekolah ramah anak diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penurunan perilaku agresif pada diri siswa, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.
Copyrights © 2025