Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap perilaku seksual berisiko dan kekerasan berbasis gender, terutama di tengah dinamika perubahan sosial dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi kesetaraan gender serta pengalaman kekerasan berbasis gender pada siswa SMP di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional terhadap 171 responden yang dipilih secara purposive. Hasil menunjukkan bahwa norma sosial, budaya, dan agama memengaruhi persepsi peran gender (71,9%), dan mayoritas siswa menyatakan memahami isu kekerasan berbasis gender (73,7%). Namun, masih ditemukan kasus perundungan (25,7%), pelecehan seksual (12,3%), dan pemerkosaan (1,8%). Sebanyak 38% responden juga menyatakan bahwa wilayah tempat tinggal mereka memiliki kasus kekerasan berbasis gender. Pihak sekolah diharapkan dapat mengintegrasikan pendidikan kesetaraan gender dan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum serta membentuk unit khusus penanganan kekerasan.
Copyrights © 2024