Kurangnya pertimbangan aspek lingkungan dalam pemanfaatan ruang pantai menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan Pantai Sigandu, Kabupaten Batang. Tidak adanya bangunan/struktur  pelindung pantai menyebabkan energi gelombang yang mencapai pantai cukup tinggi sehingga pantai berpotensi mengalami abrasi. Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, Pemerintah membangun pemecah gelombang ambang rendah (PEGAR) sebagai upaya perlindungan pantai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya redam gelombang serta sedimentasi akibat PEGAR di perairan Pantai Sigandu. Analisis data menggunakan pendekatan model numerik dua dimensi. Hasil analisis memperlihatkan bahwa saat kondisi pasang, kecepatan arus sebesar 0,036 – 0,079 m/s dan bergerak menuju Tenggara, sementara saat kondisi surut, kecepatan arus sebesar 0,005 – 0,025 m/s dan berbalik arah dari Tenggara ke Barat Laut. Besar koefisien transmisi gelombang akibat adanya pemecah gelombang ambang rendah sebesar 32,68%. Sementara itu, hasil pemodelan sedimen mengindikasikan adanya sedimentasi dan erosi di sekitar Pantai Sigandu dengan laju sedimentasi sebesar 0,00117 m/hari. Hal ini menunjukkan bahwa arus dan gelombang berperan dalam transpor sedimen, yang berkontribusi terhadap proses sedimentasi di belakang bangunan pantai.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025