Perkawinan suku Dayak Ma’anyan yang ada di Kalimantan Tengah dilakukan dengan prosesi Wurung Jue, dalam pelaksanaannya dilantukan suatu syair riak diiringi oleh ragam gerak dan musik yang dibawakan oleh sanggar kesenian. Riak sendiri merupakan syair yang mengungkapkan tujuan dari prosesi yang dijalankan setiap sesinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ditujukan untuk mengetahui gambaran, fungsi dan arti dari syair riak, narasumber penelitian ini dari penari dan pemusik dari Sanggar Seni dan Budaya Igal Jue. Data diperoleh dari data primer yang merupakan data utama langsung dari lapangan dengan mewawancarai. Data Sekunder berupa foto dan dokumentasi, syair-syair riak serta arti dan maksudnya. Data dianalisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Syair riak dibuat menggunakan bahasa pangunraun atau Dayak Maanyan, Lawangan, Dusun, Ngaju, Banjar dan Indonesia atau menyeseuikan daerah prosesi, riak ditampilkan denga cara dilantukan dengan tambahan nada awal dan akhir dengan vokal secara umum yakni “E”, “I”, “O”. 2). Bentuk dan struktur ucapan syair riak secara musikal dalam prosesi perkawinan suku Dayak Ma’anyan ketika dilantunkan memiliki suatu unsur musikal yaitu melodi dan ritme. Unsur-unsur musikal dilantunkan untuk menghasilkan daya tarik tersendiri. Dalam pelantunan riak terdapat adanya pengolahan motif dan frase meliputi : 1. Repetisi, terdiri dari a). Repitisi Motif dan b). Repetisi Frase; 2. Modifikasi Frase, terdiri dari a). Modifikasi Melodi dan b). Modifikasi Ritme; dan 3. Ornamentasi. 3). Fungsi syair riak yakni sebagai media ritual penuntun prosesi acara, penghibur dan media komunikasi.
Copyrights © 2023