Pendahuluan: Batu ginjal merupakan kondisi di mana terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks ginjal. Di Kota Jayapura, kasus baru batu ginjal meningkat dari 140 kasus pada tahun 2023 menjadi 220 kasus pada tahun 2024 (RSUD Jayapura). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang memengaruhi kejadian batu ginjal pada pasien rawat jalan di Poli Urologi RSUD Jayapura. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain case control yang dilaksanakan pada Maret 2025. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling untuk kelompok kasus dan consecutive sampling untuk kelompok kontrol. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari rekam medis. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat menggunakan uji chi-square, serta multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil: Sebanyak 25 responden kasus dan 50 responden kontrol terlibat dalam penelitian ini. Hasil analisis bivariat menunjukkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian batu ginjal, yaitu indeks massa tubuh (IMT) (p=0,048; OR=2,66), riwayat keluarga batu ginjal (p=0,001; OR=8,81), riwayat asam urat (p=0,000; OR=9,33), konsumsi air putih (p=0,01; OR=6,52), konsumsi kopi/teh (p=0,041; OR=3,1), konsumsi minuman bersoda (p=0,001; OR=7,67), konsumsi makanan olahan (p=0,001; OR=7,67), dan konsumsi makanan asin (p=0,001; OR=5,6). Berdasarkan analisis multivariat, konsumsi makanan olahan merupakan faktor risiko paling dominan terhadap kejadian batu ginjal (p=0,001; OR=153,55). Kesimpulan: Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian batu ginjal adalah konsumsi makanan olahan. Upaya pencegahan perlu difokuskan pada perubahan pola konsumsi makanan untuk menurunkan angka kejadian batu ginjal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025