Literasi dalam pendidikan sejarah sangat penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa, memungkinkan mereka untuk memahami konteks sejarah, penyebab, akibat, dan dampak di luar menghafal fakta. Literasi membantu siswa mengidentifikasi sumber sejarah yang kredibel dan menavigasi informasi yang melimpah di era digital, di mana keakuratannya tidak selalu terjamin. Studi kualitatif ini, yang menggunakan metode deskriptif, mengumpulkan data melalui wawancara dengan guru sejarah kelas X, siswa, dan Wakil Kepala Sekolah Kurikulum di SMA Negeri 1 Siantan, serta observasi dan dokumentasi. Analisis data meliputi reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan, dengan validitas yang dipastikan melalui teknik triangulasi. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Perencanaan oleh guru sejarah meliputi penyusunan modul pengajaran, media, materi, dan tugas dalam Bentuk Lembar Kerja Siswa (LKPD). 2) Pelaksanaan mengikuti langkah-langkah terstrukturpembukaan, kegiatan inti, dan penutupyang menggabungkan kegiatan literasi seperti membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. 3) Tantangan meliputi keterbatasan buku teks dan alat bantu pembelajaran bagi guru, sementara siswa menghadapi motivasi rendah dan masalah akses internet saat terlibat dengan sumber literasi digital.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025