Penelitian ini dilatar belakangi untuk menggambarkan kesehatan mental anak-anak dari keluarga broken home di SMA Negeri 5 Bukittinggi, khususnya pada peserta didik kelas XI Fase F7. Fokus penelitian ini mencakup empat dimensi kesehatan mental: (1) fisik, (2) psikis, (3) sosial, dan (4) moral religius. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan informan kunci GSR dan GDP, serta informan tambahan M, DKT, AS, dan VW. Instrumen yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumentasi. Reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peserta didik yang berasal dari keluarga broken home sering sakit-sakitan karena pola makan dan tidur yang tidak teratur. (2) Secara psikis, mereka mengalami perasaan sedih, ce mas, dan tertekan yang memengaruhi kesejahteraan emosional. (3) Secara sosial, setelah perceraian, anak cenderung menyendiri dan kurang mendapat dukungan dari keluarga atau teman. (4) Secara moral dan religius, sebagian anak tetap menjaga ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencari ketenangan batin. Rekomendasi untuk peserta didik yang berasal dari keluarga broken home adalah menjaga kesehatan fisik dengan pola makan dan tidur yang teratur, mencari dukungan sosial, dan memperkuat hubungan spiritual untuk ketenangan batin.
Copyrights © 2025