Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi teori imajinasi dalan mistisme islam, dengan fokus pada pemikiran al-Gazālī dan Ibnu ‘Arabī. Kedua tokoh ini mengembangkan kecenderungan tasawuf yang berbeda: al-Gazālī dengan tasawuf sunni-nya dan Ibnu ‘Arabī dengan tasawuf falsafi-nya. Al-Gazālī menganggap imajinasi sebagai fakultas yang muncul melalui kalbu, bukan rasio, sementara Ibnu ‘Arabī memandang imajinasi sebagai realitas yang menyeluruh, bukan sekadar fakultas internal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research dan analisis komparatif filosofis serta teologis. Rujukan utama yang digunakan adalah karya-karya al-Gazālī (Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn dan Misykāt al-Anwār) dan Ibnu ‘Arabī (Futūḥāt al-Makkiyah dan Fuṣūṣ al-Ḥikam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa imajinasi dalam pemikiran al-Gazālī bersifat potensial dan terletak dalam ranah epistemologi, sedangkan dalam pemikiran Ibnu ‘Arabī, imajinasi memiliki dimensi ontologis, bersandar pada Wujud Mutlak (al-Ḥaqq). Perbedaan utama terletak pada penempatan imajinasi, di mana al-Gazālī hanya membatasinya pada aspek epistemologis, sementara Ibnu ‘Arabī tidak hanya memposisikannya secara epitimologis, tapi juga menempatkannya pada dimensi ontologis realitas
Copyrights © 2024