<![CDATA[Pendidikan inklusif bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar yang setara bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini berfokus pada Kiki, seorang siswa kelas V dengan tuna wicara di SDN Gebang 1 Bangkalan, untuk memahami tantangan dalam penerapan pendidikan inklusif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi langsung dari guru dan melihat langsung selama pembelajaran mengenai problematika pembelajaran inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tidak berjalan maksimal karena keterbatasan komunikasi dan perhatian guru yang terbagi antara Kiki dan siswa lainnya. Selain itu, tidak tersedia alat bantu khusus, dan dukungan dari pihak sekolah masih terbatas. Meskipun demikian, Kiki menunjukkan usaha besar untuk berbaur dan aktif dalam pembelajaran, dengan bantuan teman-teman dan penempatan di depan kelas bersama siswa yang lebih giat. Kesimpulannya, pendidikan inklusif di SDN Gebang 1 Bangkalan menghadapi banyak tantangan, terutama dalam penyediaan alat bantu khusus dan dukungan sekolah yang memadai. Dengan dukungan intensif, diharapkan Kiki dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dapat mencapai potensi maksimal mereka.]]>
Copyrights © 2024
