Dewasa ini perkembangan industri manufaktur berkembang begitu pesat. Perusahaan dituntutmeningkatkan hasil produksi dari segi kualitas, kuantitas, serta memiliki harga yang bersaing. Padapenelitian ini studi kasus dilakukan di divisi Manufacturing departemen Mold PT. Manufaktur Moldyang memproduksi mold dari berbagai jenis produk. Data yang digunakan pada penelitian iniadalah data produksi mold produk Baby Bear 200 ml. Masalah yang sering muncul pada prosesproduksi di divisi Manufacturing departemen Mold adalah timbulnya waste seperti keterlambtanpenyelesaian produk dan adanya defect pada produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui nilai efektifitas pada proses produksi mold dengan metode OEE. Mengetahui wasteyang paling berpengaruh terhadap efisiensi dengan menggunakan metode FMEA dan RCA untukmengetahui akar penyebab terjadinya waste tersebut. Menentukan alternatif kebijakan perbaikandan menentukan prioritas kebijakan yang optimum dengan menggunakan AHP. Berdasarkan hasilpengolahan data dengan menggunakan metode OEE diperoleh rata-rata nilai OEE sebesar68,219%. Waste yang paling mempengaruhi efisiensi adalah waiting, defects, dan unnecessarymotion. Berdasarkan waste yang paling berpengaruh diusulkan 5 alternatif kebijakan perbaikanyaitu A1, A2, A3, A4, dan A5. Dari hasil analisa dengan menggunakan metode AHP diperoleh nilaiperforma yang paling tinggi yaitu A5 dengan nilai 4,39. Urutan prioritas alternatif kebijakan yangoptimum yaitu A5 sebagai alternatif yang paling diprioritaskan kemudian A1, A2, A3, dan A4.
Copyrights © 2017