Penelitian ini mengkaji peran Haji Darip, seorang jawara dan ulama dari Klender, Jakarta, dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia periode 1920-1950. Menggunakan pendekatan sejarah mikro, studi ini bertujuan mengungkap dinamika perlawanan lokal terhadap kekuatan kolonial Belanda dan pendudukan Jepang. Metode penelitian sejarah digunakan, meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi, dengan memanfaatkan laporan resmi Hindia Belanda, surat kabar kolonial, dan wawancara dengan keturunan Haji Darip. Hasil penelitian menunjukkan peran ganda Haji Darip sebagai pemimpin agama dan pejuang, yang memobilisasi masyarakat melalui BARA (Barisan Rakyat). Studi ini mengungkap jejaring perlawanan yang luas, melibatkan jawara dari berbagai daerah, serta strategi perlawanan yang mencakup serangan terhadap infrastruktur penting seperti Bandara Halim. Penelitian juga menyoroti kompleksitas label “bandit” yang diberikan kolonial terhadap pejuang, serta transformasi Klender dari “sarang bandit” menjadi pusat perlawanan. Kontribusi penelitian ini terletak pada rekonstruksi sejarah perlawanan dari perspektif Indonesiasentris, menantang narasi kolonial dominan. Studi ini menawarkan wawasan tentang dinamika perlawanan berbasis masyarakat dan peran kepemimpinan lokal dalam gerakan nasional. Secara praktis, temuan ini dapat menginformasikan pendekatan kontemporer terhadap resolusi konflik dan pemberdayaan masyarakat dalam konteks pasca-kolonial.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025