Sebagai naskah lama, hikayat merupakan salah satu dari karya sastra yang sering menyelipkan berbagai nilai-nilai dalam kehidupan, salah satunya nilai keislaman. Selain itu, sebutan hikayat telah cukup mewarnai pengaruh Islam karena istilah tersebut baru dikenal sesudah masuknya Islam dan kebudayaannya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berjudul Representasi Nilai-Nilai Keislaman dalam Naskah Hikayat Prang Cut Ali , Hikayat Ranto, dan Hikayat Teungku Dimeukek. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai keislaman apa saja yang terkandung dalam hikayat Prang Cut Ali, hikayat Ranto, dan hikayat Teungku Dimeukek serta untuk mengkaji bagaimana perbedaan penyajian isi dalam ketiga hikayat tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kajian pustaka yang mana sumber data berupa naskah hikayat itu sendiri. Kemudian, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika, yaitu menggunakan teori representasi Stuart Hall. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ketiga hikayat mengandung nilai-nilai keislaman, baik nilai illahiyah maupun nilai insaniyah. Pada hikayat Prang Cut Ali mengandung nilai illahi yang meliputi: nilai keimanan dan nilai ubudiyah, dan nilai insaniyahnya meliputi nilai etika. Pada hikayat Ranto, nilai illahinya meliputi: nilai keimanan dan nilai ubudiyah, sedangkan nilah insaniyahnya meliputi: nilai sosial dan nilai estetika. Terakhir, pada hikayat Teungku Di Meukek, nilai illahi yang terkandung melaiputi nilai keimanan saja dam nilai insaniyahnya meliputi nilai sosial saja. Selain itu, dari hasil kajian ditemukan pula bahwa ketiga hikayat memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut meliputi gaya penyampaian pembuka dan penutup, karakteristik dalam penyisipan nilai keislaman, dan perbedaan dalam membawakan sebuah cerita.
Copyrights © 2025