Pendidikan inklusif menjadi fondasi utama dalam mewujudkan sistem pendidikan yang adil bagi seluruh peserta didik. Pada abad ke-21, pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dinilai sebagai sarana strategis untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, literasi digital, dan pemecahan masalah. Namun, penerapan STEM di tingkat sekolah dasar di Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan, terutama dalam menjangkau kelompok siswa yang beragam. Artikel ini menyajikan kajian literatur sistematis menggunakan pendekatan PRISMA untuk mengidentifikasi hambatan dan solusi dalam membangun pendidikan STEM yang inklusif di Indonesia. Hasil kajian mengungkapkan lima dimensi utama: (1) strategi pembelajaran personal, (2) pelatihan dan kesiapan guru, (3) hambatan struktural dan sosial, (4) kebijakan pendidikan inklusif, serta (5) peran komunitas dan keluarga. Selain itu, Kurikulum Merdeka dianalisis sebagai peluang sistemik untuk mengintegrasikan inklusivitas dalam pembelajaran STEM. Kajian ini merekomendasikan sinergi antar pemangku kepentingan, peningkatan kapasitas guru, penggunaan teknologi berbasis lokal, dan evaluasi kebijakan berbasis data guna mewujudkan visi no student left behind dalam pendidikan dasar di Indonesia.
Copyrights © 2025