Alokasi tenaga kerja yang tidak merata akan menimbulkan masalah bagi pelaksanaan proyek. Terkadang pada penjadwalan proyek alokasi tenaga kerja pada pelaksanaan proyek tidakmerata setiap minggunya. Pada minggu tertentu terjadi penumpukan tenaga kerja, sedangkan padaminggu-minggu yang lain terlihat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa penempatan atau alokasitenaga kerja pada proyek konstruksi belum dilakukan dengan baik. Hal tersebut akan berpengaruhterhadap efektifitas tenaga kerja dan efisiensi biaya proyek konstruksi. Salah satu metode untukmelakukan perataan sumber daya adalah metode Resource Levelling. Resource Levelling adalahmeratakan frekuensi alokasi sumber daya dengan tujuan memastikan jumlah atau jenis sumber dayadapat diketahui dari awal dan tersedia bila dibutuhkan.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yangmenggambarkan kondisi proyek dengan analisis data yang ada. Penelitian ini menggunakan bantuanaplikasi Microsoft Project 2019. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data jadwalrencana pekerjaan, hubungan antar pekerjaan, rencana kerja dan syarat,dan koefisien tenaga kerjaAHSP 2023.Jadwal rencana didapatkan rata – rata sumber daya manusia pekerja 55,254, tukang 23,557,kepala tukang 3,587, dan mandor 3,979, sedangkan pada analisis pemerataan sumber dayamanusia(resource levelling) didapatkan rata – rata sumber daya manusia pekerja 53,580, tukang23,344, kepala tukang 3,580, dan mandor 3,874 orang. Waktu yang dibutuhkan setelah dilakukananalisis perhitungan pemerataan sumber daya manusia(resource levelling) tidak menunjukanperubahan durasi proyek yaitu 210 hari.Kata Kunci : Tenaga Kerja, Resource Levelling
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025