Krisis moral, rendahnya kedisiplinan, dan meningkatnya perilaku negatif di kalangan peserta didik menuntut sekolah tidak hanya berperan sebagai lembaga pengembangan akademik, tetapi juga sebagai pusat pembentukan karakter. Pemerintah Indonesia telah menegaskan pentingnya pendidikan karakter melalui UU No. 20 Tahun 2003 dan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Dalam konteks ini, kepala sekolah memiliki peran strategis dalam menciptakan budaya sekolah yang berkarakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah berkarakter serta menganalisis faktor pendukung dan penghambatnya di SMA Negeri 15 Kabupaten Luwu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepala sekolah dilakukan melalui tiga tahap: perencanaan (perumusan visi-misi bersama guru dan orang tua), pelaksanaan (program 5S, kegiatan ibadah rutin, pembinaan rohis, perayaan Natal, dan kegiatan sosial), serta evaluasi (briefing mingguan). Faktor pendukung mencakup sinergi antar pemangku kepentingan sekolah dan sarana prasarana yang memadai, sedangkan penghambatnya meliputi rendahnya motivasi belajar, masalah keluarga, pengaruh lingkungan negatif, rendahnya partisipasi masyarakat, dan latar belakang siswa yang beragam. Penelitian dilakukan di satu sekolah sehingga generalisasi terbatas. Temuan ini dapat menjadi rujukan bagi kepala sekolah lain dalam merancang strategi pembentukan budaya sekolah berkarakter. Penelitian ini memberikan pemetaan komprehensif tentang strategi kepala sekolah yang mengintegrasikan pendekatan manajemen strategis dan teori ekologi perkembangan dalam pendidikan karakter.
Copyrights © 2025