Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Idaman di Kelurahan Guntung Payung, Kec. Landasan Ulin, Banjarbaru telah melakukan usaha budidaya sayuran selada secara hidroponik. Pada kondisi tertentu, produktivitas tanaman selada yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kesulitan tersendiri. Musim penghujan dengan kelembapan tinggi akan menyebabkan kondisi terjadinya serangan hama dan penyakit, mengingat tanaman ini dilakukan secara hidroponik, maka pengendaliannya tidak bisa dilakukan menggunakan insektisida kimia disamping membahayakan konsumen juga dapat merusak lingkungan. Telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pestisida nabati dari bawang putih oleh tim pengabdin dari jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian ULM. Kegiatan ini dilaksanakan secara tatap muka dengan metode ceramah dan praktek dimulai dari pembukaan, sambutan-sambutan, kemudian penyampaian materi, praktik dan diskusi bersama peserta. Peserta kegiatan berjumlah 44 orang yang terdiri dari 34 anggota kelompok wanita tani Putri Idaman, dan 10 orang kelompok Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia). Hasil evaluasi kegiatan dari peserta rata-rata menjawab setuju dan sangat setuju dari enam rubrik yang ditanyakan, yaitu: pelayanan kegiatan; kesuaian materi pengabdian dengan permasalahan mitra; serta interaktif materi yang disampaikan narasumber. Dua puluh tiga peserta menyatakan sangat setuju untuk kembali berpartisipasi apabila kegiatan ini diselenggarakan kembali. Dari kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pestisida nabati dari bawang putih ini, diharapkan mampu menjadi sebuah produk pestisida nabati yang dapat digunakan secara berkelanjutan dalam pengendalian HPT selada hidroponik oleh kelompok wanita tani Putri Idaman dalam menjaga kualitas produk selada hidroponik mereka. The Putri Idaman Women Farmers Group (KWT) in Guntung Payung Village, Landasan Ulin District, Banjarbaru has cultivated lettuce hydroponically. In certain conditions, lettuce plant productivity that is too high can cause difficulties. The rainy season with high humidity will cause conditions for pest and disease attacks, considering that this plant is grown hydroponically, its control cannot be carried out using chemical insecticides, besides endangering consumers, it can also damage the environment. Socialization and training on making herbal pesticides from garlic have been carried out by the service team from the Agroecotechnology Department, Faculty of Agriculture, ULM. This activity was conducted face-to-face with lecture and practice methods starting from the opening, greetings, and then delivery of materials, practice, and discussion with participants. The activity participants numbered 44 people consisting of 34 members of the Putri Idaman women's farmer group and 10 members of the Iwapi group (Indonesian Women Entrepreneurs Association). The results of the activity evaluation from the participants on average answered agree and strongly agree from the six rubrics asked: activity service; suitability of service materials to partner problems; and interactive materials presented by the resource person. Twenty-three participants stated that they strongly agreed to participate again if this activity was held again. From the socialization and training activities for making herbal pesticides from garlic, it is hoped that it can become a herbal pesticide product that can be used sustainably in controlling hydroponic lettuce HPT by the Putri Idaman women's farmer group in maintaining the quality of their hydroponic lettuce products.
Copyrights © 2025