Teknologi modern sebagian besar berkembang melalui penggunaan matematika. Akan tetapi, dibandingkan dengan negara lain, kemampuan matematika siswa Indonesia masih rendah, menurut data PISA dari tahun 2000 hingga 2022. Dengan menggabungkan teknik PBL dengan aktivitas math trail yang difasilitasi oleh mathcitymap, para peneliti bertujuan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa. Pendekatan one group pre-test post-test digunakan dalam penelitian pra-eksperimen ini. Respon siswa terhadap kuesioner dan penilaian kemampuan numerasi digunakan untuk mengumpulkan data. Salah satu uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji t berpasangan, analisis ukuran effect size, uji n-gain, dan perhitungan persentase adalah beberapa metode analisis data yang digunakan.. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat perbedaan kemampuan numerasi siswa antara tes awal dan tes akhir yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 7,460, lebih tinggi dari nilai t tabel sebesar 2,034 pada taraf signifikansi 5% setelah hipotesis diuji menggunakan uji-t sampel berpasangan. Hasilnya, H0 ditolak. Selain itu, kategori tinggi ditunjukkan dengan nilai effect size sebesar 1,27. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan numerasi anak dipengaruhi oleh paradigma PBL yang menggabungkan aktivitas math traildengan menggunakan mathcitymap. (2) Setelah penerapan model PBL dengan aktivitas trace matematika dengan menggunakan mathcitymap, kemampuan numerasi siswa pada materi geometri spasial meningkat, dengan nilai N-Gain sebesar 0,31, yang dikategorikan sedang. (3) Dengan nilai respons siswa rata-rata sebesar 64,05%, siswa merespons model PBL dengan aktivitas math trail yang didukung oleh mathcitymap dengan positif. Secara keseluruhan, temuan penelitian ini menyoroti betapa pentingnya menggunakan model pembelajaran kontekstual dan interaktif untuk meningkatkan standar pendidikan, khususnya di bidang matematika.
Copyrights © 2025