Artikel ini mengkaji peran penting hari besar keagamaan dalam memperkuat moderasi beragama di Desa Nania, Kecamatan Baguala, Kota Ambon. Dalam masyarakat yang majemuk secara agama, hari-hari besar keagamaan tidak hanya bermakna teologis dan ritual, tetapi juga menjadi ruang sosial untuk mempererat hubungan antarumat. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dengan studi kasus, melalui wawancara tokoh agama dan pemuda lintas iman serta observasi kegiatan keagamaan. Hasil menunjukkan bahwa kolaborasi pemuda lintas agama dalam merayakan Natal dan Idul Fitri, seperti bermain musik rebana dan terompet bersama, mencerminkan praktik moderasi beragama. Tradisi lokal "Salam-Sarane" juga memperkuat solidaritas dan toleransi. Hari besar keagamaan, jika dimaknai secara inklusif dan dikaitkan dengan kearifan lokal, terbukti menjadi strategi efektif untuk membangun jembatan harmoni antarumat beragama. Temuan ini menunjukkan bahwa kearifan lokal, jika diintegrasikan secara tepat dalam praktik keagamaan, dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat moderasi beragama.
Copyrights © 2025