Artikel ini bertujuan untuk membandingkan sistem pendidikan Islam dan pendidikan kolonial Belanda di Indonesia, yang memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, metode, dan dampaknya terhadap masyarakat. Pendidikan Islam, yang telah ada jauh sebelum kedatangan kolonial, berakar pada tradisi pesantren, madrasah, dan halaqah yang menekankan pengajaran agama Islam serta pembentukan akhlak mulia. Sementara itu, pendidikan kolonial Belanda diperkenalkan dengan tujuan pragmatis untuk menciptakan tenaga kerja terdidik yang dapat mendukung administrasi pemerintahan kolonial. Sistem pendidikan Belanda lebih menekankan pada ilmu pengetahuan sekuler dan bahasa Belanda, dengan akses yang sangat terbatas bagi pribumi. Artikel ini menggunakan metode penelitian kepustakaan serta menggunakan pendekatan historis untuk menganalisis interaksi antara kedua sistem pendidikan tersebut serta dampaknya terhadap perkembangan sosial, budaya, dan identitas masyarakat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pendidikan kolonial membawa modernisasi dalam metode pengajaran, ia juga menciptakan stratifikasi sosial dan marginalisasi terhadap pendidikan Islam. Sebaliknya, pendidikan Islam tetap bertahan dengan melakukan adaptasi terhadap perubahan zaman, sehingga menjadi landasan penting bagi identitas keagamaan masyarakat Indonesia pasca kolonial.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025