Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendidikan Multikultural dalam Diskursus Islam Norvaizi, Ikhrom; Lestari, Nopita; Nurlaili, Nurlaili; Karni, Asniti
Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan Vol. 4 No. 3 (2024): Desember
Publisher : LP3M STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54437/irsyaduna.v4i3.1857

Abstract

This research focuses on understanding the relationship or relevance between multicultural education and Islam. Likewise, this research aims to explore and understand the relevance of the values and principles of multicultural education to Islam. This research also emphasizes that multicultural education harmonises with Islamic values and principles. This research was conducted using a qualitative approach, namely descriptive research emphasising analysis. The methodology of this research is a literature study. Multicultural education in Islam aims to create intelligent, religious, creative, educated individuals and accept society's diversity. Multicultural values are Islamic values, including tauhid, ummah, rahmah, musawah, tasamuh, tadhamun, ta'awun and kinship. Multicultural principles in Islam include pluralism, equality, and modesty in diversity. The relationship between Islamic beliefs and multicultural education is discussed in this article. Multicultural education shares many principles and characteristics with Islam and is closely related. Multicultural education is the basis for all educational components to foster an atmosphere of openness, tolerance, and mutual respect and develop students' character so they are ready to solve problems that arise in a pluralistic society.
Perbandingan Sistem Pendidikan Islam dan Pendidikan Kolonial Belanda Norvaizi, Ikhrom; Khoiri, Qolbi
Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam Vol 22, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/tarbawi.v22i1.8102

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membandingkan sistem pendidikan Islam dan pendidikan kolonial Belanda di Indonesia, yang memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, metode, dan dampaknya terhadap masyarakat. Pendidikan Islam, yang telah ada jauh sebelum kedatangan kolonial, berakar pada tradisi pesantren, madrasah, dan halaqah yang menekankan pengajaran agama Islam serta pembentukan akhlak mulia. Sementara itu, pendidikan kolonial Belanda diperkenalkan dengan tujuan pragmatis untuk menciptakan tenaga kerja terdidik yang dapat mendukung administrasi pemerintahan kolonial. Sistem pendidikan Belanda lebih menekankan pada ilmu pengetahuan sekuler dan bahasa Belanda, dengan akses yang sangat terbatas bagi pribumi. Artikel ini menggunakan metode penelitian kepustakaan serta menggunakan pendekatan historis untuk menganalisis interaksi antara kedua sistem pendidikan tersebut serta dampaknya terhadap perkembangan sosial, budaya, dan identitas masyarakat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pendidikan kolonial membawa modernisasi dalam metode pengajaran, ia juga menciptakan stratifikasi sosial dan marginalisasi terhadap pendidikan Islam. Sebaliknya, pendidikan Islam tetap bertahan dengan melakukan adaptasi terhadap perubahan zaman, sehingga menjadi landasan penting bagi identitas keagamaan masyarakat Indonesia pasca kolonial.
Pendidikan Pembebasan Perspektif Paulo Freire Norvaizi, Ikhrom; Anggita, Lonie; Sulistri
Abdurrauf Journal of Education and Islamic Studies Vol. 1 No. 3 (2025): Abdurrauf Journal of Education and Islamic Studies
Publisher : Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70742/arjeis.v1i3.225

Abstract

penelitian ini bertujuan untuk mengupas, menganalisis dan mengeksplor pandangan Paulo Freire terkait Pembebeasan Pendidikan yang memiliki agenda besar untuk membangkitakn pemikirian yang tidak kritis akibat pendidikan yang bersifat menindas seperti pendidikan gaya bank yang menjadikan siswa sebagai wadah yang kosong dan hanya diisi oleh guru tanpa memberikan kebebasan siswa untuk kritis dan mengeksplor dunianya, Freire menawarkan gaya pendidikan problem posing education sebagai jawaban. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, khususnya penelitian deskriptif yang berfokus pada analisis. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, yang meliputi kegiatan membaca, mencatat, dan memahami bahan-bahan penelitian. Teknik pengumpulan data melalui perpustakaan menjadi bagian penting dalam proses ini, di mana peneliti mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti buku, makalah ilmiah, publikasi, hasil seminar, serta jurnal yang relevan dengan bidang kajiannya. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis menggunakan metodologi yang telah ditetapkan. Makna pembebasan dalam perspektif Paulo Freire sangat relevan dengan situasi terkini di Indonesia, terutama dalam konteks pendidikan dan kesadaran sosial. Freire memandang pembebasan sebagai proses kesadaran kritis yang memungkinkan individu dan masyarakat mengenali kondisi penindasan dan ketidakadilan yang dialami, lalu berupaya mengubahnya secara aktif. Pembebasan menurut Freire menuntut pendidikan yang tidak hanya mentransfer pengetahuan secara pasif, tetapi mendorong dialog, partisipasi aktif, dan pemberdayaan peserta didik agar mampu mengkritisi realitas sosial mereka dan berperan dalam perubahan. Terdapat titik temu di sini antara pembebasan Islam dan pembebasan yang dipromosikan Friere. Karena pesan emansipasi adalah pesan utama Islam. Akan tetapi, proses pembebasan itu sendiri harus demokratis dan dialogis. Menjadikan rakyat sebagai topik pembebasan, bukan objek, adalah cara pembebasan dicapai. Oleh karena itu, Friere mengusulkan pendekatan dan sistem pendidikan yang melepaskan diri dari masyarakat yang bersifat linguistik, mekanis, dan dangkal.
Penerapan Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Mindani, Mindani; Puspitasari, Rini; Norvaizi, Ikhrom; Sulistri, Sulistri; Apdasuli, Ririn Rizki; Anggita, Lonie; Handayani, Desika
Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan Vol. 5 No. 1 (2025): April
Publisher : LP3M STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54437/irsyaduna.v5i1.2083

Abstract

Most teachers still apply conventional lecture methods and do not utilize positive behavioral reinforcement techniques or interactive social learning models in Islamic Religious Education learning, so that students' critical thinking skills and ability to connect religious teachings with the context of everyday life are underdeveloped. Recent research shows that these two approaches complement each other in creating an effective and adaptive learning process to the needs of today's students. To see and understand it, by using a qualitative approach, namely descriptive research with a focus on analysis, the author conducted a study. This study uses a literature review as its approach. By reading, recording, analyzing, and utilizing library data collection methods. After being collected, the data is analyzed using a methodology that begins with data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification. Both of these approaches have an influence on learning and behavior. However, while behaviorism emphasizes the importance of reinforcement and punishment from the external environment, social cognitive theory emphasizes how individuals actively process and assess information received from their environment. These behavioristic and social cognitive approaches complement each other in Islamic Religious Education learning. The behavioral approach helps understand how behavior can be shaped through external stimuli, while the social cognitive approach explains how internal factors such as thoughts, emotions, and social experiences influence behavior.
Relevansi Ontologis dalam Perkembangan Filsafat Ilmu Pengetahuan Riadi, Dayun; Suradi, Ahmad; Sulistri, Sulistri; Anggita, Lonie; Norvaizi, Ikhrom
Abdurrauf Journal of Education and Islamic Studies Vol. 2 No. 1 (2025): Abdurrauf Journal of Education and Islamic Studies
Publisher : Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70742/arjeis.v2i1.316

Abstract

This article discusses the development of science that is fundamentally closely related to the role of philosophy, particularly from an ontological perspective. Science functions to elaborate on the phenomena of the universe, while philosophy aims to explain these phenomena with truths obtained through thought based on experience. Therefore, the advancement of science also reinforces the position of philosophy, whose goal is to discover true truths, especially in the context of present-day education. The method of this research is a literature study utilizing secondary data from library sources, documents, and scientific journals. Data was collected through note-taking and literature review related to traditional games. The researcher acted as the main instrument, analyzing the data through reduction, presentation, and simultaneous conclusion drawing to produce conclusions from the literature study. The ontology of science focuses on examining whether a field of knowledge truly exists or not. For instance, in the context of Islamic Educational Management, what is discussed ontologically is not only the existence of its study program but also whether the knowledge taught within it really exists and whether it is different from Educational Management in general. Ontological review is very important in the development of knowledge. By understanding what is considered real and how existence is defined in various disciplines, scholars can build more robust theories philosophically. Ontology is not just an abstract theory, but the foundation that determines the direction and validity of scientific knowledge. Ontological review provides a deep understanding of the metaphysical foundations of knowledge. Abstrak: Artikel ini membahas perkembangan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya sangat terkait dengan peran filsafat terkhusus dari tinjauan ontologis. Ilmu pengetahuan berfungsi untuk menguraikan fenomena alam semesta, sementara filsafat bertugas menjelaskan fenomena tersebut dengan kebenaran yang diperoleh melalui pemikiran berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, kemajuan ilmu pengetahuan juga turut memperkuat posisi filsafat, yang tujuannya adalah menemukan kebenaran sejati, terutama dalam konteks pendidikan masa kini.Metode penelitian ini adalah studi pustaka dengan menggunakan data sekunder dari sumber perpustakaan, dokumen, dan jurnal ilmiah. Data dikumpulkan melalui pencatatan dan kajian literatur terkait permainan tradisional. Peneliti berperan sebagai instrumen utama, menganalisis data melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan secara simultan untuk menghasilkan kesimpulan studi literatur.Ontologi ilmu berfokus pada pemeriksaan apakah suatu ilmu pengetahuan benar-benar ada atau tidak. Misalnya, dalam konteks Manajemen Pendidikan Islam, secara ontologis yang dibahas bukan hanya keberadaan program studinya, tetapi juga apakah ilmu yang diajarkan di dalamnya benar-benar ada dan apakah berbeda dengan Manajemen Pendidikan pada umumnya.Tinjauan ontologis sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan memahami apa yang dianggap nyata dan bagaimana keberadaan didefinisikan dalam berbagai disiplin ilmu, para ilmuwan dapat membangun teori yang lebih kokoh secara filosofis. Ontologi bukan sekadar teori abstrak, tetapi fondasi yang menentukan arah dan validitas suatu pengetahuan ilmiah. Tinjauan ontologis memberikan pemahaman mendalam tentang fondasi metafisik dari ilmu pengetahuan. Kata kunci: Relevansi, ontologis; filsafat, ilmu pengetahuan