Hadirnya pedagang kaki lima (PKL) di ruang publik kerap menimbulkan konflik antara kebutuhan tata ruang kota dan kepentingan ekonomi sektor informal. Penelitian ini menganalisis strategi komunikasi Diskopdagperin dalam program relokasi PKL di Jalan Siliwangi, Kabupaten Kuningan, menggunakan model P-Proses. Penelitian ini menganalisis strategi komunikasi Diskopdagperin dalam program relokasi PKL di Jalan Siliwangi Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Model P-Proses meliputi lima tahap: riset dan analisa, desain strategis, pengembangan dan uji coba, implementasi dan monitoring, serta evaluasi dan perencanaan ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan relokasi dipengaruhi oleh komunikasi yang partisipatif dan dialogis. Keterlibatan PKL dan Ketua Paguyuban menjadi faktor penting, serta komunikasi interpersonal yang informal meningkatkan kepercayaan antara pemerintah dan PKL. Meskipun program relokasi dinilai berhasil, masih ada beberapa catatan perbaikan pasca relokasi, terutama terkait pendapatan, pemberdayaan berkelanjutan, dan fasilitas. Temuan ini menegaskan bahwa model P-Proses efektif digunakan sebagai strategi komunikasi dalam pengelolaan ekonomi sektor informal yang adaptif terhadap konteks lokal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025