Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi implikatur percakapan yang terdapat dalam acara adat Puka Purih di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara. Tradisi Puka Purih merupakan upacara adat masyarakat Enggano yang dilaksanakan setelah masa berkabung, dan mengandung tuturan yang sarat makna budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap tokoh adat. Analisis dilakukan berdasarkan teori implikatur Grice, yang membedakan antara implikatur konvensional dan nonkonvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 data tuturan yang dianalisis, sebanyak 11 tuturan merupakan implikatur konvensional yang maknanya dapat dipahami secara eksplisit oleh masyarakat berdasarkan kesepakatan budaya, sedangkan 4 tuturan merupakan implikatur nonkonvensional yang maknanya bersifat tersirat dan bergantung pada konteks budaya lokal. Fungsi implikatur dalam tuturan tersebut meliputi fungsi representatif, ekspresif, direktif, dan isbati yang menunjukkan bahwa bahasa dalam tradisi adat Enggano bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana pelestarian nilai sosial dan spiritual. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kajian pragmatik serta pelestarian budaya lokal.
Copyrights © 2025