Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) adalah 1,5% di semua kelompok umur, sehingga masih menjadi masalah serius. Jika berbicara tentang penyakit kardiovaskular, PJK berada di urutan teratas. Tujuan dari penelitian ini adalah uji aktivitas W. indica berkaitan dengan kemampuan sebagai antikoagulan. Darah tikus digunakan untuk teknik pengujian in vitro, sedangkan waktu pendarahan tikus diukur untuk pengujian in vivo, dengan menggunakan perangkat lunak PLANT dalam docking, penelitian insilico digunakan untuk mengidentifikasi senyawa dari W. indica yang mungkin memiliki sifat antikoagulan, Discovery Studio kemudian digunakan untuk mengidentifikasi residu yang terlibat dalam interaksi dan skor doking digunakan dalam analisis data. Hasil uji in vitro untuk ekstrak etanol menunjukkan adanya koagulasi pada menit ke-30, fraksi n-heksana pada menit ke-10, fraksi etil asetat dan n-butanol pada menit ke-60, dan pada uji in vivo pendarahan hingga 349 ± 23 detik untuk dosis 100 mg/kg BB, 425 ± 27 detik untuk dosis 200 mg/kg BB, dan 546 ± 34 detik untuk dosis 300 mg/kg BB, hal ini lebih baik dari pada kontrol, dan dengan docking mengungkapkan bahwa senyawa yang berpotensi dalam pengujian ini adalah quercetin. Kesimpulannnya W. indica berpotensi sebagai antipembekuan darah
Copyrights © 2025