Beton merupakan bahan utama yang umum dipakai dalam proyek-proyek infrastruktur. Peningkatan pembangunan infrastruktur berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan akan semen sebagai bahan pengikat. Sayangnya, produksi semen menjadi salah satu kontributor utama emisi CO2.  Beton geopolimer mengadopsi abu terbang (fly ash), hasil samping dari pembakaran batu bara, sebagai alternatif bahan pengikat semen dalam matriks betonnya. Fly ash berperan sebagai prekursor pada reaksi kimia dalam beton geopolimer. Oleh karena itu, dibutuhkan aktivator untuk mereaksikan silika dan alumina pada fly ash agar mampu membentuk material dengan kemampuan merekatkan yang kuat. Aktivator yang digunakan adalah sodium silikat (SS) dan sodium hidroksida (SH). Pada penelitian ini diselidiki kuat tekan beton geopolimer pada sejumlah benda uji berbentuk silinder 15 cm x 30 cm dengan variasi perbandingan Na2SiO3 (sodium silikat) terhadap NaOH (sodium hidroksida) 0,5; 1,0; dan 1,5 pada suhu ruang dengan umur 28 hari. Hasil studi menunjukkan kuat tekan optimum diperoleh beton geopolimer dengan rasio sodium silikat terhadap sodium hidroksida 1,5 sebesar 41,13 MPa. Sedangkan pada rasio sodium silikat terhadap sodium hidroksida 0,5 dan 1,0 didapatkan hasil kuat tekan berturut-turut 33,61 MPa dan 34,33 MPa. Dengan demikian, peningkatan rasio sodium silikat terhadap sodium hidroksida berpengaruh terhadap nilai kuat tekan beton geopolimer.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025