Pendidikan memegang peran krusial dalam membangun kemampuan intelektual dan emosional individu. Kurikulum Merdeka hadir sebagai inovasi untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dengan fleksibilitas dalam metode pengajaran dan penilaian. Guru Penggerak, sebagai agen perubahan, diharapkan dapat memimpin transformasi ini melalui kepemimpinan yang kolaboratif dan inovatif. Namun, implementasi kurikulum ini masih menghadapi tantangan, terutama di sekolah pinggiran seperti SMP N 2 Gemuh, Kendal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kepemimpinan Guru Penggerak terhadap keberhasilan Kurikulum Merdeka di sekolah tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam dengan Guru Penggerak, kepala sekolah, dan guru lainnya, serta analisis dokumen. Teknik triangulasi sumber dan metode diterapkan untuk memastikan validitas data. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kepemimpinan Guru Penggerak di SMP N 2 Gemuh terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas pedagogis guru yaitu mampu merancang pembelajaran berdiferensiasi dan partisipasi siswa dalam peningkatan keterlibatan dalam proyek P5. Model kepemimpinan "GERAK" (Gotong Royong Edukatif Kolaboratif) berhasil mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum, seperti proyek berbasis perikanan dan batik pesisir. Pendekatan kolaboratif dan berbasis aset (asset-based approach) juga mengurangi resistensi guru terhadap perubahan. Temuan ini memperkuat pentingnya kepemimpinan transformasional dan komunitas praktik dalam keberhasilan implementasi kurikulum.Kata Kunci: kepemimpinan; guru penggerak; kurikulum merdeka
Copyrights © 2025