Latar Belakang: Desa Botto di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menghadapi persoalan serius seperti pergaulan bebas, pernikahan usia anak, dan putus sekolah, meskipun memiliki budaya leluhur yang kuat dan mayoritas penduduk beragama Islam. Tujuan: Mendukung terwujudnya Desa anti pernikahan anak melalui program GERHANA (Gerakan Anti Pernikahan Anak). Metode: Metode pelaksanaan proyek kemanusian ini dilakukan melalui pendekatan kolaboratif yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan keberlanjutan. Hasil: Pelaksanaan program proyek kemanusiaan ini menghasilkan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai bahaya pernikahan anak dan lahirnya remaja yang lebih mandiri, kreatif, dan berjiwa wirausaha, serta melahirkan pula agen pelopor sebaya, yang memperkuat suara kolektif masyarakat melalui pangung ekpresi. Kesimpulan: Program GERHANA menjadi langkah preventif pernikahan anak dan pemberdayaan remaja demi masa depan Desa Botto yang lebih berkualitas.
Copyrights © 2025