Studi ini mengkaji kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami oleh Cut Intan Nabila dengan pendekatan feminis. Kasus ini menggambarkan interaksi kekuasaan dalam keluarga yang dipenuhi dengan ketidaksetaraan gender dan pengaruh patriarki. Selama lima tahun berumah tangga, Cut Intan mengalami sejumlah tindakan kekerasan, baik fisik maupun psikologis, yang dilakukan oleh suaminya. Hal ini kemudian diketahui publik melalui rekaman video CCTV yang tersebar luas di media sosial. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif yang menggunakan pendekatan studi kasus, dan melakukan analisis kualitatif dengan sudut pandang feminis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen-elemen seperti budaya patriarki, ketergantungan ekonomi, dan rendahnya diferensiasi diri memiliki peran signifikan dalam memperburuk kekerasan yang dialami oleh korban. Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan sistemik dan kesadaran kritis terhadap struktur kekuasaan untuk menangani KDRT dengan cara yang efektif.
Copyrights © 2025