Kebutuhan bawang merah terus meningkat setiap tahunnya akan tetapi produksi bawang merah terhambat akibat kondisi iklim dan serangan penyakit. Kelangkaan pupuk dan tingginya harga pupukĀ menjadi penyebab keterbatasan produksi bawang merah. FABA (Fly Ash and Bottom Ash) menjadi solusi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sehingga harapannya mampu meningkatkan produksi bawang merah. Metode yang digunakanĀ Participatory Action Research (PAR) dengan empat tahapan, sosialisasi budidaya bawang merah dan pemanfaatan FABA, praktik lapang, pemeliharaan budidaya dan evaluasi. Hasil kegiatan ini dievaluasi dengan 3 kriteria tolak ukur pencapaian yaitu evaluasi partisipatif, formatif dan sumatif. Hasil evaluasi partisipatif menunjukkan bahwa setelah pendampingan 100% masyarakat mampu memahami teknik budidaya bawang merah, dan 96% mampu menjelaskan pemanfaatan FABA dan pengaplikasiannya untuk bawang merah. Hasil evaluasi formatif menunjukkan rangkaian kegiatan yang telah terlaksana di lapangan. Dimulai dari pengolahan lahan, penaman hingga pengendalian hama dan penyakit. Evaluasi Sumatif menunjukkan 92% masyarakat meningkat sangat banyak dalam memahi teknik budidaya bawang merah, dan 80 - 90 % kemampuan meningkat dalam mengolah dan mengaplikasikan FABA pada tanaman bawang merah. Secara keseluruhan pengaplikasian FABA pada bawang merah berjalan secara efektif di Desa Gampong Ladang Aceh Barat.
Copyrights © 2025