Papua yang merupakan wilayah di ujung timur Indonesia, memiliki keragaman budaya dan etnis dengan lebih dari 250 suku asli. Namun, terlepas dari keberagaman tersebut, pendidikan di Papua khususnya di wilayah pegunungan Papua masih menghadapi tantangan yang serius. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan BPS Papua, wilayah ini memiliki IPM yang rendah, angka partisipasi sekolah di bawah rata-rata nasional, dan sebanyak 314.606 anak putus sekolah. Faktor-faktor seperti akses geografis yang sulit, keterbatasan infrastruktur dan kurangnya tenaga pengajar berkontribusi terhadap kesenjangan ini. Oleh karena itu, pendidikan inklusif yang mempertimbangkan keragaman etnis dan budaya sangat penting untuk menjamin kesempatan belajar yang setara bagi semua anak. Artikel ini menggunakan metode penelitian kepustakaan untuk memetakan kelompok etnis di Papua dan mengeksplorasi pentingnya pendidikan di wilayah tersebut. Melalui tinjauan literatur, penelitian ini memberikan wawasan mengenai defisit pendidikan di Papua dan pentingnya kebijakan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, khususnya di wilayah pegunungan Papua.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025