Gereja Puhsarang merupakan salah satu obyek arsitektur di Indonesia yang menerapkan naungan sebagai ciri khas arsitektur vernakular dan upaya adaptasi pada iklim tropis. Struktur dan material pada naungan atap Gereja Puhsarang memiliki perbedaan dengan bangunan vernakular lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi yang fokus terkait struktur dan material pada naungan atap Gereja Puhsarang. Metode deskriptif kualitatif digunakan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui pengamatan di lapangan dan wawancara dengan narasumber. Hasil yang didapatkan terdapat perubahan dari kondisi awal Gereja 1936 dan kondisi saat ini 2025. Pada kondisi awal, struktur rangka atap terdiri dari 4 kuda-kuda lengkung yang menggunakan material sambungan papan kayu. Untuk menopang material penutup atap genteng tanah liat, terdapat gording, reng dan usuk dari material kawat dengan struktur kabel yang diikat dengan sistem ring. Penutup atap genting memiliki adaptasi yaitu berbentuk profil U yang dipasang berlawanan arah (atas dan bawah) serta diberi lubang untuk diikat pada sistem kabel. Sementara itu pada kondisi sekarang, kuda-kuda lengkung diganti dengan tabung baja serta penggantian sistem ring menjadi sambungan las permanen. Penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pengembangan struktur dan material sesuai dengan teknologi saat ini serta penerapan pada obyek arsitektur masa kini.
Copyrights © 2025