Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

AKULTURASI BUDAYA DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR STUDI KASUS: KERATON YOGYAKARTA Ibrahim Tohar; Suko Istijanto
Jurnal Ilmiah Arsitektur Vol 11 No 2 (2021): Desember
Publisher : Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/jiars.v11i2.2201

Abstract

Keraton Yogyakarta, secara visual merupakan sekumpulan artefak yang merupakan akulturasi budaya Jawa dan Eropa. Pertemuan antara ke dua budaya dalam rancangan pada Keraton Yogyakarta memunculkan ekspresi unik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola akulturasi yang ada pada rancangan arsitektur Keraton Yogyakarta dan menafsirkan ekspresi yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik observasi dilakukan dengan cara pengamatan visual, pembuatan dokumentasi, wawancara dengan nara sumber, mengkaji literatur terkait. Hasil dari penelitian ini adalah pada Tratag Pagelaran, Tratag Sitihinggil, dan Bangsal Ponconiti, elemen-elemen berlanggam Eropa hadir memperelok bangunan gedung berlanggam arsitektur Jawa, yang berkonsep naungan, secara keseluruhan memiliki ekspresi ‘ringan’. Sedangkan pada Gedong Purwaretna dan Gedong Jene, sosok bangunan gedung berlanggam Kolonial Belanda sangat dominan, dengan ekspresi ‘berat’ yang dipercantik dengan ornamentasi berlanggam tradisional Jawa.
TIPOLOGI PERMUKIMAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN INDONESIA BERDASARKAN PENANGANAN: Slums Area Ahmad Rijal Lutfian Wijanarko; Andarita Rolalisasi; Ibrahim Tohar
Jurnal Arsitektur Kolaborasi Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Arsitektur Kolaborasi
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54325/kolaborasi.v3i1.37

Abstract

Pemukiman kumuh (slum area) yaitu pemukiman yang belum layak untuk dihuni dikarena belum memenuhi aspek persyaratan untuk hunian, rumah tinggal dan permukiman. Area permukiman atau kawasan kumuh adalah wajah dari kemiskinan, karena biasanya pada pemukiman atau kawasana kumuh, masyarakatnya miskin atau memiliki pendapatan rendah dan banyak sekali kita jumpai di kawasan permukiman perkotaan. Angka pengangguran yang tingga sampai pendapatan yang dibawah kebutuhan seharai hari mengakibatkan atau menciptakan angka kemiskinan yang tinggi. Sehingga kemiskinan termasuk salah satu faktor utama penyebab terciptanya pemukiman kumuh di kawasan wilayah permukiman perkotaan, dimana para pelaku masyarakat tidak mampu untuk membeli tanah atau rumah. Pada dasarnya, kemiskinan dapat diatasi dengan pencegahan peningkatan pemukiman kumuh, perkembangan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan pemerataan dan peningkatan kesempatan kerja. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa kota kumuh yang memiliki tipologi masing-masing. Tipologi ini tercipta dikarenakan, kawasan permukiman kumuh di Indonesia memiliki beberapa ciri khas masing-masing yang beragam.
STUDI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RELIGI MAKAM SUNAN GIRI GRESIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL Ibrahim Tohar; Darmansjah Tjahja Prakasa
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 1 (2023): April
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v10i1.57056

Abstract

Destinasi Wisata Religi merupakan salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Gresik. Sebagai sebuah Kabupaten, Gresik memiliki objek wisata religi yang beragam, antara lain, Makam Sunan Giri, Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Prapen, Giri Kedaton, Makam Dewi Sekardadu, Makam Putri Cempo dan sebagainya. Sampai saat ini kondisi  objek-objek tersebut belum tertata secara optimal. Permasalahan yang dihadapi adalah aksesibilitas wisatawan menuju dan dari objek Wisata Religi Sunan Giri dan objek-objek wisata di sekitarnya belum terpetakan secara komprehensif. Kurangnya efektifitas aksesibilitas menuju objek wisata. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh konstelasi dan rute antar objek. Objek-objek yang ada juga belum bisa di akses oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk para lansia dan difabel. Potensi budaya lokal juga belum optimal untuk diekspresikan dalam kawasan objek tersebut untuk memperkuat karakter kearifan lokal Gresik. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi lapangan serta kajian pustaka terkait. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Untuk pengembangan Wisata Religi Kabupaten Gresik, diperlukan pemetaan aksesibilitas secara komprehensif, perencanaan sarana prasarana yang berbasis kearifan lokalDEVELOPMENT STUDY ON THE RELIGIOUS TOURISM AREAS OF GRESIK SUNAN GIRI TOMB BASED ON LOCAL WISDOM Religious Tourism Destinations are one of the drivers of the economy in Gresik Regency. Gresik Regency has various religious tourism objects, including the Tomb of Sunan Giri, the Tomb of Maulana Malik Ibrahim, and the Tomb of Sunan Prapen. Until now, the condition of these objects has not been optimally arranged. The accessibility of tourists to the Sunan Giri Religious Tourism object has not been managed as a whole. The condition of local economic activities supporting religious tourism is still partially occurring. The potential of local culture could be more optimal to be expressed in the object area to strengthen the character of local wisdom. For this reason, this study aims to find the concept of applying local wisdom in developing Religious Tourism of the Tomb of Sunan Giri Gresik. The technique used in this research is data collection through interviews, field observations, and related literature reviews. The method used in this research is descriptive qualitative. The findings of this study are optimizing the use of the Andong as local transportation, increasing souvenirs and local snacks, and using local signage in the development of Religious Tourism of the Tomb of Sunan Giri Gresik.
Konsep Extending Tradition pada Fasilitas Kesenian Wayang Thengul di Bojonegoro: Extending Tradition Concept of Wayang Thengul Art Facilities in Bojonegoro Rikza Anjani Lutfiyah; Darmansjah Tjahja Prakasa; Ibrahim Tohar
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 17 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v17i2.804

Abstract

Wayang thengul merupakan salah satu kesenian tradisional dari Kabupaten Bojonegoro yang sudah diakui oleh Hak Kekayaan Intelektual dan diperkenalkan oleh pemerintah sebagai seni pertunjukan khas Bojonegoro. Akibat pengaruh modernisasi, kesenian ini sudah mulai luntur dan dilupakan karena berkurangnya minat dan motivasi generasi muda untuk melestarikannya. Apalagi di Bojonegoro sendiri sangat minim akan fasilitas yang mampu mewadahi seluruh aktivitas yang berkaitan dengan kesenian wayang thengul baik sebagai pelatihan hingga pertunjukan. Kebanyakan fasilitasnya hanya sebatas rumah sang dalang yang digunakan juga sebagai sanggar pelatihan. Untuk mempertahankan nilai-nilai dari kearifan lokal tersebut diperlukan upaya sebuah fasilitas yang berperan sebagai wadah wisata edukasi budaya kepada masyarakat dengan menerapkan tema Extending Tradition sebagai pendekatan arsitekturnya. Tema ini diterapkan agar masyarakat dapat mempelajari ilmu budaya yang ada sehingga tertanam suatu kebanggaan terhadap budaya di daerahnya. Metode pendekatan desain ini menggunakan tradisi lokal sebagai ide dasar desain dan memodifikasinya agar sesuai dengan masyarakat modern. Konsep desainnya meliputi pada bagian pertapakan, perangkaan, peratapan, persungkupan dan persolekan.
Konsep Pendekatan Arsitektur Islam Pada Perancangan Museum Walisongo Di Gresik Anton Riyanto; Ibrahim Tohar
Jurnal Latar Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal LATAR (Juni)
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69749/jl.v2i1.32

Abstract

Peneltian ini membahas penerapan konsep arsitektur Islam pada perancangan museum wali songo yang berda di kabupaten gresik dengan tujuan yaitu dapat menerapkan konsep pendekatan arsitektur Islam pada perancangan museum wali songo. Penelitian dan pembahasan menggunakan metode kualitatif dengan penelitian deskriptif. Pemilihan metode deskriptif bertujuan untuk memvalidasi tujuan Museum Wali Songo dan penerapan prinsip arsitektur Islam pada museum wali songo yang lokasinya di Kabupaten Gresik Jawa Timur. Hasil dari penerapan konsep arsitektur Islam pada konsep rancangan yaitu dari bentuk massa, jumlah massa, pola tatanan massa, arah orientasi, material bangunan secara umum mengutamakan aspek Islam pada gaya arsitektur Jawa. Penggunaan gaya arsitektur Jawa Timur diadopsi dari empat ajaran yang ada, menekankan pada prinsip dan kaidah arsitektur Islam, menerapkan 8 prinsip arsitektur islam serta memodifikasi dan menambahkan unsur keindahan dan pembaharuan. Pendekatan bentuk waktu dan ruang dengan ruang digunakan dalam arsitektur Islam dengan mengedepankan nilai dan prinsip arsitektur Islam.
Konsep Extending Tradition pada Fasilitas Kesenian Wayang Thengul di Bojonegoro: Extending Tradition Concept of Wayang Thengul Art Facilities in Bojonegoro Rikza Anjani Lutfiyah; Darmansjah Tjahja Prakasa; Ibrahim Tohar
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 17 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v17i2.804

Abstract

Wayang thengul merupakan salah satu kesenian tradisional dari Kabupaten Bojonegoro yang sudah diakui oleh Hak Kekayaan Intelektual dan diperkenalkan oleh pemerintah sebagai seni pertunjukan khas Bojonegoro. Akibat pengaruh modernisasi, kesenian ini sudah mulai luntur dan dilupakan karena berkurangnya minat dan motivasi generasi muda untuk melestarikannya. Apalagi di Bojonegoro sendiri sangat minim akan fasilitas yang mampu mewadahi seluruh aktivitas yang berkaitan dengan kesenian wayang thengul baik sebagai pelatihan hingga pertunjukan. Kebanyakan fasilitasnya hanya sebatas rumah sang dalang yang digunakan juga sebagai sanggar pelatihan. Untuk mempertahankan nilai-nilai dari kearifan lokal tersebut diperlukan upaya sebuah fasilitas yang berperan sebagai wadah wisata edukasi budaya kepada masyarakat dengan menerapkan tema Extending Tradition sebagai pendekatan arsitekturnya. Tema ini diterapkan agar masyarakat dapat mempelajari ilmu budaya yang ada sehingga tertanam suatu kebanggaan terhadap budaya di daerahnya. Metode pendekatan desain ini menggunakan tradisi lokal sebagai ide dasar desain dan memodifikasinya agar sesuai dengan masyarakat modern. Konsep desainnya meliputi pada bagian pertapakan, perangkaan, peratapan, persungkupan dan persolekan.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA PERENCANAAN REVITALISASI PASAR TRADISIONAL PEGIRIAN KOTA SURABAYA Mochamad Afif Maulana; Ibrahim Tohar
Jurnal Ilmiah Arsitektur Vol 13 No 2 (2023): Desember
Publisher : Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/jiars.v13i2.5909

Abstract

Saat ini, tampaknya pasar pegirian tidak terpelihara dengan baik. Dilihat dari beberapa bangunan fisik yang sudah tidak layak lagi, penataan barang dan pemetaan zonasi masih belum sesuai karena kekurangan lahan, kelebihan ruang yang digunakan tidak efisien, kurangnya pengelolaan sampah untuk pedagang, pemetaan tempat parkir dan kegiatan bongkar muat yang tetap menggunakan bahu jalan. Akibatnya, bangunan tidak berfungsi sebaik mungkin. Hal ini menuntut pembangunan melalui reorganisasi setiap kegiatan sesuai dengan komoditas dan aktivitas pengguna, serta kelangsungan bangunan untuk mewadahi fungsi tersebut. Perubahan berdasarkan kemajuan teknologi saat ini diperlukan untuk mewujudkan operasi pasar tradisional yang lebih baik dan berkembang. Tujuan dilakukan penelitian yaitu untuk memahami konsep arsitektur neo vernakular dalam desain pasar tradisional. Selain itu untuk memahami bagaimana penerapan konsep arsitektur neo vernakular dalam bangunan pasar tradisional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode deskriptif-analitik melalui pendekatan desain arsitektur neo-vernakular dengan observasi yang dipusatkan pada lokasi on-site, bertujuan agar memaksimalkan temuan ciri khas tradisional lokal yang akan disesuaikan dengan perkembangan zaman agar menghasilkan wajah pasar dengan nilai ikonik dan menimbulkan suatu keunikan. Setelah itu akan dikaji melalui pendekatan desain dan akan muncul acuan desain pasar tradisional. Solusi dan rekomendasi yang akan direncanakan untuk revitalisasi Pasar Pegirian akan dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis setiap isu yang ada saat ini, dilanjutkan dengan pembuatan konsep desain dimana setiap hasil analisis akan mendapatkan konsep berdasarkan tanggapan masing-masing. Sehingga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat.
ANALISA PEMILIHAN TAPAK SEBAGAI PERANCANGAN WISATA AIR PADA WADUK MANGUNAN DI JOMBANG Mochamad Ilham; Ibrahim Tohar; Tigor W. S. Panjaitan
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 13 No. 3 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 3, Agustus 2024
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v13i3.57393

Abstract

Wisata air adalah jenis rekreasi di mana air digunakan sebagai komponen utama. Permainan dan aktivitas yang dirancang untuk memberikan hiburan dan kesenangan kepada pengunjung di lingkungan yang berhubungan dengan air.Wisata alam Jombang, seperti wisata air dan religi, dapat meningkatkan pariwisata kota dan menarik wisatawan asing dan lokal. Untuk mencapai program peningkatan sektor pariwisata dalam skala kota, diperlukan pembangunan fasilitas. Demikian mengenai wisata alam tersebut, terdapat akses dari pemerintah mengenai peningkatan, serta pengadaan fasilitas pariwisata. Oleh karena itu, penulis merujuk pada identifikasi mengenai potensi yang terdapat di waduk Mangunan sebagai potensi pengembangan pariwisata alam di Kabupaten Jombang. Kata kunci : Wisata Air, Pariwisata, Jombang
Studi Penerapan Arsitektur Regionalisme Pada Fasilitas Pertunjukan Kesenian Sandur Di Bojonegoro Alfan Barri; Ibrahim Tohar
Jurnal Etnik: Ekonomi-Teknik Vol 3 No 1 (2024): ETNIK : Jurnal Ekonomi dan Teknik
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/etnik.v3i1.300

Abstract

This paper discusses the implementation of regionalism architecture principles in the sandur art performance facility in Bojonegoro Regency, East Java. The research aims to apply the principles of regionalism architecture to sandur art performance facilities to accommodate and develop traditional Bojonegoro art. The research method employs a mixed approach with qualitative analysis and observation. Data is obtained through direct observation, literature studies, and analysis of regionalism architecture principles. The analysis of regionalism architecture principles includes responses to local context, the use of local materials, adaptation to climate, and traditional aesthetics. The implementation results in a response to the local context, referring to the sandur art story, which will be used as a zoning boundary on the site. Abundant local materials in Bojonegoro Regency such as red bricks, bamboo, and teak wood, are used. Utilization of sunlight as natural lighting, adequate drainage systems, and utilization of wind as natural ventilation are also applied. Moreover, ornamentation on the building uses teak wood carvings at the entrance and walls, and applies shape transformation from sandur during the kalongking scene, symbolizing the human life cycle. The implementation of regionalism architecture principles in adequate sandur art performance facilities in Bojonegoro is expected to increase public interest, especially among the younger generation, in preserving and learning traditional art of Bojonegoro, become a tourist attraction, and enrich local culture.
Pola Bentuk Bangunan Pada Pengembangan SMK Negeri 1 Panggul di Kabupaten Trenggalek Lilla Ning Cahya; Joko Santoso; Ibrahim Tohar
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 9 (2023): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kohesi.v1i9.949

Abstract

Neo-Vernakular yaitu arsitektur yang prinsipnya mempertimbangkan peran budaya lokal dalam kehidupan masyarakat, regulasi, kaidah kosmologis, dan keselarasan bangunan, lingkungan, dan alam. Ini berkembang di era postmodern, dalam gerakan arsitektur yang lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Postmodern lahir karena pada zaman modern para arsitek menolak pola-pola yang memberi kesan monoton (bangunan dengan bentuk kotak). Pada Pengembangan SMK Negeri 1 Panggul di Kabupaten Trenggalek ini memiliki tujuan menambahkan bangunan yang belum ada sebelumnya, dan menata zoning yang lebih baik. Menggunakan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular menjadikan perpaduan desain arsitektur kombinasi yaitu desain arsitektur tradisional dan modern faktor-faktor elemen seperti mentalitas (pola pikir), budaya, agama, dan karakteristik lokal tidak ditinggalkan. Pada Karakter Lokasi mengambil pada Nama lokasi itu sendiri “PANGGUL” yang memiliki makna “Panggonan Sing Unggul” artinya tempat yang mempunyai keunggulan atau kelebihan. Kata “unggul” memiliki arti, sebagai kata sifat yang berarti “lebih tinggi” KBBI (2008).