<![CDATA[Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metodologi pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) memengaruhi pemahaman siswa sekolah dasar kelas lima tentang gagasan struktur lapisan bumi. Dua kelompok berpartisipasi dalam desain kuasi-eksperimental penelitian ini: kelompok eksperimen menerima perlakuan menggunakan paradigma IBL, sedangkan kelompok kontrol menerima instruksi tradisional. Data diperoleh melalui pretest dan posttest yang diadministrasikan kepada kedua kelompok, kemudian dianalisis menggunakan uji t. Rata-rata nilai pretest adalah 56,8 dengan standar deviasi 8,5, sedangkan rata-rata nilai posttest adalah 86,83 dengan standar deviasi 8,14. Nilai minimum pretest adalah 45, dan nilai maksimum pretest adalah 70. Sementara itu, nilai minimum posttest adalah 70 dan nilai maksimum posttest mencapai 100. Data ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada nilai posttest setelah penerapan model pembelajaran Inquiry Based Learning. Berdasarkan hasil uji-t berpasangan, H₀ ditolak karena diperoleh hasil Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa skor siswa pada pretest dan posttest berbeda secara signifikan. Setelah menerima perlakuan pembelajaran, hasil belajar siswa meningkat secara signifikan. Hal ini menunjukkan seberapa baik pendekatan pembelajaran IBL bekerja untuk meningkatkan pemahaman konseptual siswa. Hasil uji-t menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) = 0,019 < 0,05, sehingga H₀ ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara nilai posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas control. Membandingkan siswa yang menerima model pembelajaran IBL dengan mereka yang menerima pembelajaran konvensional, siswa yang menerima model pembelajaran IBL menunjukkan peningkatan yang lebih nyata. Kemampuan siswa memahami konsep struktur lapisan bumi berbantuan LKPd mendapat skor rata-rata 56,8 pada pretest (di bawah KKM 80) dan 86,83 pada posttest, yang merupakan kategori yang sangat baik.]]>
Copyrights © 2025
