Jurnal Kawistara : Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora
Vol 15, No 1 (2025)

Eskalasi Konflik Wahabi dengan Masyarakat Lokal di Mamben Daya, Lombok Timur

Hamdi, Saipul (Unknown)
Awalia, Hafizah (Unknown)
Parama, I Dewa Made Satya (Unknown)
-, Sukarman (Unknown)
-, Palahuddin (Unknown)



Article Info

Publish Date
05 Jun 2025

Abstract

Konflik antara anggota Wahabi dengan masyarakat lokal telah lama terjadi sejak kehadiran Wahabi 1990an di Lombok. Konflik antara keduanya muncul karena perbedaan penafsiran teks kitab suci terkait praktek ibadah dan posisi ritual yang bersumber dari non kitab suci, yang berdampak pada ketergangguan relasi sosial di antara mereka. Akibatnya, segragasi, konflik dan kekerasan sosial seringkali terjadi ketika keduanya memaksakan pemahaman dan penafsiran masing-masing untuk dipraktikkan oleh kelompok di luar mereka. Artikel ini membahas tentang konflik antara Wahabi dengan masyarakat lokal di Lombok Timur yang disertai aksi kekerasan berupa pembakaran masjid dan markas Wahabi. Secara spesifik penelitian ini betujuan untuk memahami awal mula konflik, eskalasi konflik dan aktor-aktor yang terlibat pada konflik tersebut. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan (April-Agustus 2023) dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, konflik berawal dari pembangunan masjid Wahabi di desa Mamben Daya yang kurang sosialisasi sehingga mengalami penolakan dan resistensi. Karena kedua kubu tidak menemukan kesepakatan terkait keberlanjutan izin pembangunan masjid As-Syafi’i, maka masyarakat desa Mamben Daya terutama dari unsur tokoh-tokoh agama melakukan aksi damai ke lokasi pembangunan masjid Wahabi dan kantor kepala desa. Aksi ini tidak menimbulkan kekerasan, namun di tengah negosiasi penghentian pembangunan masjid As-Syafi’i, konflik mengalami eskalasi pasca tersebar potongan video berisi ceramah oleh tokoh Wahabi yang menghina makam suci para wali di Lombok. Eskalasi konflik muncuat ketika aksi senyap dengan membakar bangunan masjid As-Syafi’i dan juga markaz As-Sunnah. Temuan lain adalah keterlibatan tokoh agama dan elit-elit sosial lainnya dalam pusaran konflik Wahabi di wilayah ini. Rekonsiliasi yang dimediasi oleh pemerintah daerah berhasil meredam konflik dengan cara membuat perjanjian damai dan membeli tanah masjid Wahabi yang dibakar.     

Copyrights © 2025