Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keterbukaan diri siswa beragama minoritas di SMAN 1 Kejuruan Muda dan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakmampuan mereka dalam melakukan keterbukaan diri. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling, melibatkan enam siswa kelas XI beragama minoritas (Kristen dan Buddha). Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dua dari enam siswa yang mampu melakukan keterbukaan diri. Sisanya mengalami hambatan seperti kurang percaya diri, tidak terbiasa mengungkapkan perasaan, dan pengalaman traumatis seperti broken home dan perundungan. Temuan ini menunjukkan bahwa keterbukaan diri bukan ditentukan oleh status agama minoritas, melainkan faktor psikologis dan pengalaman individu.
Copyrights © 2025