Memasuki era Society 5.0, transformasi digital menjadi kekuatan utama dalam mendorong efisiensi dan inovasi di sektor publik. Namun, perbedaan karakteristik antargenerasi khususnya antara Generasi Y (Milenial) dan Generasi Z menimbulkan tantangan adaptasi yang tidak dapat diabaikan. Kajian literatur ini mengkaji kesenjangan generasi (generation gap) dalam konteks adaptasi teknologi, serta merumuskan strategi transformasi digital yang inklusif bagi organisasi sektor publik. Melalui pendekatan deskriptif-analitis, penelitian ini menyoroti respons generasi terhadap teknologi, peran resiliensi dalam menghadapi tekanan kerja digital, serta pentingnya kepemimpinan yang kolaboratif dan adaptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun kedua generasi tergolong digital native, mereka memiliki preferensi, gaya kerja, dan ekspektasi yang berbeda dalam menghadapi perubahan. Oleh karena itu, strategi organisasi harus mencakup pendekatan lintas-generasi, komunikasi terbuka, pelatihan berbasis teknologi, serta program mentorship yang menjembatani perbedaan. Dengan memahami dinamika generasi dalam ekosistem digital, sektor publik dapat memperkuat kapabilitas organisasinya dan memastikan keberhasilan transformasi digital yang berkelanjutan.
Copyrights © 2025