Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tingkat pengetahuan warga sekolah tentang aplikasi InaRISK sebagai alat mitigasi risiko bencana dari perspektif indigenous psychology. Fokus penelitian ini berada di SMP Negeri 1 Botupingge, Kabupaten Bone Bolango, yang terletak di wilayah dengan risiko bencana tinggi. Pendekatan indigenous psychology digunakan untuk menggali pengaruh nilai-nilai budaya lokal, seperti "Duluwo Limo Lo Pohalaa", terhadap pemahaman dan adopsi teknologi mitigasi bencana. Metode penelitian ini menggunakan desain survei dengan kuesioner berbasis tiga indikator utama: Konsep Dasar InaRISK, Fitur dan Fungsi Aplikasi, serta Implementasi Praktik Adaptasi. Data dikumpulkan dari 67 responden yang terdiri atas guru, siswa, dan staf sekolah.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator Konsep Dasar InaRISK sangat baik 75%, indikator Fitur dan Fungsi Aplikasi sangat baik 66%, indikator Implementasi Praktik Adaptasi sangat baik 73%. Analisis tabulasi silang menunjukkan perbedaan signifikan, perempuan memiliki keunggulan pada indikator konsep dasar (76%), sementara laki-laki lebih unggul pada implementasi praktik adaptasi (74%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi teknologi modern dan kearifan lokal dapat meningkatkan efektivitas edukasi kebencanaan di lingkungan sekolah. Rekomendasi utama mencakup peningkatan pelatihan berbasis gender, penggunaan media interaktif, dan integrasi nilai-nilai budaya lokal dalam strategi mitigasi bencana. Temuan ini diharapkan dapat memperkaya literatur tentang pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas dan teknologi di Indonesia.  
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025